Kapolda Jatim: Irjen Pol Drs. Luki Hermawan, M.Si saat mempresentasikan inovasi BARISAN SIAP di Kantor Kementerian PANRB, Kamis (11/07).
JAKARTA – Memasuki hari kedelapan presentasi dan wawancara Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2019, Polri menghadirkan terobosan pelayanan publik. Polri tampil dengan dua inovasi dihadapan Tim Panel Independen, yakni BARISAN SIAP serta SKCK Online dan SKCK Keliling Online.
Inovasi dari Polri dibawakan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur Irjen Pol Luki Hermawan didampingi oleh Kepala Kepolisian Resor Banyuwangi AKBP Taufik Herdiansyah Zeinardi dan Kapolres Sidoarjo Kombes Zain Dwi Nugroho, beserta Kombes Muh. Anwar Nasir dan Brigadir Oky Heru Prasetyo.
BARISAN SIAP merupakan kolaborasi Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) dengan bidan desa dan warga tepi hutan untuk membuat program kemanusiaan. Inovasi dari Polres Banyuwangi ini bertujuan untuk menyatukan dan mendamaikan masyarakat Banyuwangi yang selama ini berkonflik dengan membangun rumah singgah (shelter) untuk transit ibu hamil yang mau melahirkan dari tengah hutan, dimana dalam implementasinya susunan panitia diserahkan kepada pemuka masyarakat yang selama ini berkonflik. Dalam presentasinya, Kapolda Jawa Timur mengatakan bahwa melalui pendekatan yang tidak lazim ini, dua masalah teratasi, yaitu masalah konflik dan kesehatan.
Tingginya angka kematian bayi (AKB) menjadi salah satu yang melatarbelakangi terbentuknya inovasi BARISAN SIAP. Dengan dipenuhinya kebutuhan kesehatan, maka kesejahteraan meningkat, karena si pemilik konflik yang juga memiliki anak dan istri secara otomatis mau bekerja sama dan mengenyampingkan konflik-konfik sosial yang selama ini menghambat terjadinya komunikasi. “Permasalahan dari suatu daerah merupakan tanggung jawab bersama. Awalnya, masyarakat hanya fokus pada permasalahan sosial, saat ini sudah sadar bahwa ada masalah yang lebih penting untuk diselesaikan, salah satunya adalah AKB," ujar Luki dalam dalam sesi presentasi dan wawancara di Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Jakarta, Kamis (11/07).
Dilanjutkan dengan penjelasan terobosan dari Polresta Sidoarjo, SKCK Online dan SKCK Keliling. Inovasi ini memudahkan masyarakat tidak perlu lagi mengurus surat keterangan dari tingkat RT sampai dengan desa/kelurahan, dengan inovasi ini cukup dengan cara melakukan registrasi secara online di situs skckonline.polrestasidoarjo.com. Selanjutnya, pemohon cukup datang ke pelayanan SKCK di Polresta Sidoarjo, SKCK Keliling Online, dan Kantor Polsek terdekat di seluruh wilayah Kabupaten Sidoarjo.
Dengan terobosan inovasi SKCK online, data masyarakat Sidoarjo bisa diakses secara nasional. “Data masyarakat setiap polres pasti ada, serta dari Mabes Polri. Sehingga data bisa dibuka secara nasional," ujar Luki.
Selain Polri, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten juga menampilkan sejumlah inovasi. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian Pengembangan Kab. Tegal memiliki inovasi yang diberi nama Aksi Bersama Penanggulangan Kemiskinan Daerah. Melalui inovasi yang sudah diimplementasikan sejak April 2017 ini, masyarakat miskin dapat mengakses hunian yang layak, sanitasi yang sehat, anak putus sekolah dapat melanjutkan pendidikan lagi, dan kaum difabel dapat lebih berdaya. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Bupati Tegal Umi Azizah, Kepala Bappeda Tegal Suharmanto, dan Kepala Bidang Pembangunan dan Kesejahteraan Sosial Akhmad Uwes Qoroni.
Pemerintah Kabupaten Wonosobo juga menampilkan tiga inovasinya, yaitu Labu Basi, PL Sagita, dan Rumah Sakit Rasa Toyota, dari SD Negeri 1 Garung, Puskesmas Garung, dan RSUD KRT Setjonegoro. Pemaparan inovasi dipresentasikan oleh Bupati Wonosobo Eko Purnomo, didampingi Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Wonosobo Sigit Sukarsana, Kepala Dinas Kesehatan Junaedi, Direktur RSUD KRT Setjonegoro dr. R. Danang Sananto, dan tiga inovator R. Ahmad Sarjito, Wilda Inayah, dan Yanverty Idda Listyana. Inovasi selanjutnya datang dari Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau dengan nama Cegah Stunting Bersama Dokter Keluarga yang dipresentasikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tjetjep Yudiana yang didampingi Kepala Biro Organisasi dan Korpri Setda Provinsi Kepulauan Riau Any Lindawaty. Inovasi ini bertujuan untuk mengatasi persoalan stunting dan gizi buruk di kabupaten/kota se-Provinsi Kepulauan Riau.
Menutup sesi presentasi dan wawancara KIPP hari kedelapan, Inovasi Ojek Lansia dan Ransel Si Dora milik UPTD Puskesmas Penagan dan Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Bangka menjadi inovasi terakhir yang dipaparkan oleh Bupati Kabupaten Bangka Mulkan, didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan dr. Then Suyanti Kepala Puskesmas Penagan Nanky Probo Ayu, dan Kepala Bappeda Kabupaten Bangka Panbudi Marwoto.
Dijelaskan, tujuan inovasi Ojek Lansia untuk menjemput lansia yang tidak memiliki transportasi datang ke Posyandu Lansia di wilayah Desa Penagan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan lansia sesuai standar, dan mengantarkannya kembali pulang ke rumah setelah pelayanan selesai. Setelah adanya inovasi ini, jumlah kunjungan Posyandu Lansia di Desa Penagan di tahun 2017 yang rendah hanya 65.47 persen, meningkat menjadi 84,29 persen tahun 2018.
Sedangkan dengan inovasi Ransel Si Dora, data pendonor darah yang dulunya tersedia secara manual. Sekarang tersedia database pendonor secara elektronik. Melalui inovasi Si Dora, data stok darah bisa dilihat setiap saat oleh masyarakat yang membutuhkan. Sebelumnya, masyarakat yang membutuhkan darah harus membuang waktu untuk datang ke PMI ataupun menghubungi PMI.
Kedepannya, inovasi-inovasi pelayanan publik yang sudah diimplementasikan akan dikembangkan agar tidak berhenti ditempat dan hanya sekedar syarat mengikuti KIPP 2019. “Kita tetap melakukan pengembangan, mungkin tadi hanya beberapa desa yang kita aplikasikan. Jadi nanti untuk kedepannya kita kembangkan ke seluruh desa di Kabupaten Bangka,” pungkas Bupati Bangka Mulkan. (fik/HUMAS MENPANRB)