Suasana saat Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memaparkan inovasi dari Provinsi Jawa Barat dalam Presentasi dan Wawancara KIPP Tahun 2022, secara virtual, Kamis (30/06).
JAKARTA – Kegiatan presentasi dan wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tahun 2022 di hari Kamis (30/06) memasuki hari kelima. Kali ini, sembilan inovasi dari wilayah Tatar Sunda saling unjuk kebolehan.
Provinsi Jawa Barat mengawali dengan inovasi Atos Pamor atau Aplikasi Telusur Objek dan Subjek Pajak Kendaraan Bermotor dari Badan Pendapatan Daerah. Inovasi merupakan aplikasi yang mendata dan menelusuri subjek dan objek Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang terintegrasi dengan sistem tunggakan pajak Aplikasi Pencetakan Penelusuran PKB (AP2KB).
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan melalui Atos Pamor sejak 2018, pelaporan dan verifikasi menjadi realtime serta hasil penelurusan yang terjamin validitasnya dengan koordinat dan peta lokasi. Atos Pamos juga memberdayakan masyarakat dengan menjadi penelusur sejumlah 1.343 pada tahun 2021.
“Penggunaan aplikasi Atos Pamor hingga 2021 jika diakumulasi telah berkontribusi sebesar Rp740.372.297.075 dari total penerimaan PKB. Hal ini sangat menguntungkan bagi Pemprov Jawa Barat dan masyarakat yang terlibat,” jelas pria yang akrab disapa Kang Emil ini.
Selanjutnya, Kang Emil mempresentasikan Kredit Mesra (Masyarakat Ekonomi Sejahtera) milik Dinas Koperasi dan Usaha Kecil. Inovasi ini merupakan produk pembiayaan tanpa bunga dan agunan yang berbasis pengembangan perekonomian yang disalurkan melalui rumah ibadah. Penerima Kredit Mesra juga diberikan pelatihan kewirausahaan dan literasi manajemen keuangan.
Dimulai sejak 2018, Kredit Mesra menunjuk Bank BJB sebagai mitra penyalur kredit. Kini Kredit Mesra memiliki 9.321 debitur sebagai UMKM penerima manfaat yang tersebar di 789 rumah ibadah di 28 kabupaten/kota dari dua provinsi.
Inovasi ketiga yang dipresentasikan datang dari Dinas Pertanian Kabupaten Bandung. Bupati Bandung Dadang Supriatna menjelaskan tentang Posterling atau Pos Pelayanan Terpadu Kesehatan Hewan/Ternak Keliling yang merupakan layanan aktif untuk mendekatkan pelayanan kesehatan hewan bagi peternak terpadu setiap Rabu secara gratis menggunakan aplikasi Sistem Pelaporan Puskeswan (Sipolan).
Dengan Posterling, petugas mendatangi langsung kandang milik peternak dan kemudian memeriksa kesehatan, konsultasi, pengobatan, pemberian vitamin, dan vaksinasi secara gratis. Petugas kemudian membuat laporan hasil pelayanan yang dilaporkan melalui Sipolan. Disampaikan, Posterling memudahkan akses bagi peternak dalam mendapatkan pelayanan kesehatan hewan dan memudahkan petugas mengidentifikasi dan monitoring kasus kejadian penyakit ternak.
Beralih ke Kabupaten Bekasi dengan inovasi Pancoranmas atau Pantau Corona Bersama Masyarakat. Pj. Bupati Bekasi Dani Ramdan menyatakan inovasi kreasi Puskesmas Lemahabang yang melibatkan semua pemangku kepentingan dan masyarakat ini memaksimalkan upaya promotif, preventif, dan rehabilitatif Covid-19 dengan 3T, vaksinasi, dan promosi adaptasi kebiasaan baru.
Pancoranmas memiliki sistem pemberdayaan masyarakat yang terstruktur, adaptif, dan manajerial yang baik melalui FGD, komunikasi intens, call center 24 jam, dan Triage Online. Sehingga pasien Covid-19 dapat terpantau dengan baik serta penyebaran Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Lemahabang dapat terkendali.
Kab. Tasikmalaya menjadi urutan selanjutnya menceritakan inovasi Kredit Jimat atau Kredit Jamban Sehat Idaman Masyarakat dari UPTD Puskemas Pagerageung. Kepala Dinas Kesehatan Kab. Tasikmalaya dr. Heru Suharto menceritakan bahwa Kredit Jimat merupakan inovasi tentang gerakan masyarakat untuk memiliki jamban yang sehat, mudah, aman, terjangkau dengan cara diangsur selama 10 bulan dengan keterlibatan kader kesehatan sebagai tim marketing dan layanan keuangan.
Kredit Jimat merupakan upaya untuk menanggulangi permasalahan sanitasi dan buang air besar sembarangan (BABS) di Kec. Pagerageung. Disampaikan bahwa sejak dirintis di tahun 2015, Kredit Jimat yang memiliki 4 tipe telah berhasil membangun hingga 202 unit yang membuka akses sanitasi bagi 732 jiwa. “Kredit Jimat juga berhasil mendongkrak Kec. Pagerageung menjadi Open Defecation Free (ODF), yaitu kecamatan yang masyarakatnya sudah terbebas dari BABS,” ungkap dr. Heru.
Sesi pagi ditutup dengan e-SPPT PBB Kota Bogor ciptaan Badan Pendapatan Daerah. Bima Arya Sugiarto selaku Wali Kota Bogor menjelaskan bahwa inovasi ini memigrasikan SPPT PBB-P2 menjadi paperless, menghilangkan proses distribusi, serta mengefisienkan waktu penyampaian SPPT PBB-P2, sehingga wajib pajak Kota Bogor pasti menerima SPPT PBB-P2 secara elektronik di awal Januari.
e-SPPT PBB Kota Bogor telah menjadi aplikasi Android yang terintegrasi dengan NIK Nasional, SIMPEG Kota Bogor, KPK, Tax Clearance KSWP serta memiliki 20 kanal pembayaran. Dampak positif pun terasa secara signifikan, dimana pada semester I tahun 2021 penerimaan PBB tertinggi mencapai Rp159,25 miliar.
Selanjutnya, Bumi Pasundan melanjutkan sesi siang dengan dua inovasi. Sekretaris Kota Bandung Ema Sumarna memaparkan inovasi Invest Bandung milik Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu terlebih dahulu. Inovasi yang bekerja sama dengan Universitas Padjajaran, Institut Teknologi Bandung, dan Telkom University serta diluncurkan pada Bandung Investment Day ini bertujuan untuk mengembangkan iklim investasi Kota Bandung.
Melalui portal invest.bandung.go.id, masyarakat dan investor bisa dengan mudah mengakses data dan informasi seputar potensi, peluang, perusahaan dan regulasi yang telah terpilah berdasarkan sektor usaha, wilayah kecamatan, dan data spasial. Invest Bandung juga telah berhasil meningkatkan realisasi investasi di Kota Bandung dari Rp6,3 triliun pada 2019 menjadi Rp11,4 triliun di tahun 2021.
Inovasi kedua dari Kota Bandung datang dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian dengan Mini Lab Food Security dengan e-Wasmutnya. Inovasi ini menyediakan pengawasan keamanan pangan segar yang telah tersedia di 34 pasar tradisional dan 8 holding pasar modern. “Peran pemerintah daerah menjamin keamanan pangan segar dengan pengelolaan Mini Lab Food Security dan pelaporan di e-Wasmut oleh pasar modern, pasar tradisional, dan unsur kewilayahan (PKK dan Posyandu),” ungkap Ema.
Kota Cimahi menjadi penutup sesi presentasi dan wawancara hari kelima melalui inovasi Makerspace Digital Kreatif. Plt. Wali Kota Cimahi Ngatiyana menjelaskan inovasi dari UPTD Cimahi Technopark Dinas Perdagangan, Koperasi, UKM, dan Perindustrian ini merupakan program di sektor design templating agar memiliki pelaku digital kreatif mendapatkan penghasilan secara terukur dan terencana dengan mendampingi sektor 2D dan 3D yang dikembangkan melalui potensi marketplace yang ada.
Dengan adanya Makerspace Digital Kreatif yang dilakukan dengan pendekatan kolaborasi komunitas, pendapatan pelaku digital kreatif meningkat dan jumlah studio meningkat pesat hingga 22 studio. “Karya yang dihasilkan oleh studio di Makerspace telah mendapatkan apresiasi dari marketplace template dunia. Melalui inovasi ini juga, pemerintah menjadi lebih mudah mendata dampak dengan merekap penghasilan dari pelaku digital kreatif,” tutup Ngatiyana. (ald/HUMAS MENPANRB)