JAKARTA - Sasaran utama revolusi mental adalah para pimpinan negara, mulai dari para menteri, kepala lembaga pemerintahan, pejabat pimpinan tinggi. Sedangkan sasaran kedua adalah seluruh aparatur, baik aparatur sipil negara (ASN), TNI serta POLRI, dan sasaran ketiga adalah masyarakat. Mereka harus berani memotong birokrasi yang rumit dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Presiden mencanangkan pentingnya revolusi mental di dalam pemerintahan, khususnya kepada seluruh aparatur yang menjalankan roda pemerintahan,” ujar Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Yuddy Chrisnandi ketika membuka acara Pameran Inovasi Pimpinan Tinggi Aparatur Sipil Negara di Lembaga Administrasi Negara (LAN) Jakarta, Kamis (13/11).
Pameran tersebut menampilkan proyek perubahan yang dilakukan oleh peserta Diklatpim I. Proyek perubahan ini menjadi bagian utama dalam setiap pelaksanaan diklatpim model baru, yang harus direalisir oleh setiap peserta. Kalau peserta tidak bisa membuktikan bahwa proyek perubahannya dapat dilaksanakan, maka waktu diklatnya diperpanjang karena dianggap belum lulus.
Dalam kesempatan itu, Yuddy menegaskan bahwa inovasi merupakan agenda nasional untuk merevitalisasi semangat nasional. Berangkat dari keprihatinan merosotnya wibawa negara, melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional, merosotnya intoleransi nilai-nilai kebhinekaan, maka Presiden dan Wapres mencanangkan sebuah gerakan nasional untuk kembali menemukan jati diri bangsa. “Layani rakyat sebaik-baiknya, potong birokrasi yang rumit, ciptakan kondisi yang sehat, dinamis dan nyaman untuk hadirnya investor, untuk meningkatkan perekonomian bangsa ,” tutur Menteri.
Menurut Yuddy, pameran inovasi pimpinan tinggi ASN merupakan salah satu upaya mengejar harapan rakyat. Dalam hal ini dibutuhkan peran yang lebih besar dan luas dari seluruh aparatur sipil negara baik di kalangan sipil, POLRI maupun TNI uhntuk sennatiasa memberikan pelayanan yang lebih baik sesuai tugas pokok masing-masing di masyarakat.
Sebagai teladan, ASN juga diharapkan berperan menumbuhkembangkan kembali nilai-nilai patroitisme, heroisme dan rela berkorban untuk mengembalikan jati diri bangsa Indonesia yang berkrakter yang memiliki nilai ideologi Pancasila. Tidak ada pekerjaan besar untuk mengejar cita-cita dan tujuan pembangunan nasional, yang bisa dicapai dengan sempurna tanpa kerjasama.
Kementerian PANRB tidak akan berhasil menggerakkan seluruh potensi ASN , TNI dan POLRI secara optimal tanpa dukungan stakeholder nasional. “Marilah kita bekerja sama, marilah kita bekerja lintas sektoral menuju satu tujuan pembangunan nasional. Inilah saatnya kita menumbuh kembangkan kegotongroyongan, ciri khas bangsa Indonesia,” tutur Menteri. (gin/HUMAS MENPANRB)