PURWAKARTA - Seperti biasanya dalam setiap minggunya Menteri PANRB Yuddy Chrisnandi meluangkan waktunya untuk blusukan ke tempat-tempat dimana ada aparatur negara yang sedang melayani masyarakat. Tak jarang Yuddy melakukan kunjungan tanpa koordinasi terlebih dahulu dengan unit terkait.
Jumat (19/12) Yuddy sempatkan diri ke Purwakarta, salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Tak lama serelah tiba di pendopo Kaen Santang, Yuddy diantar oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, menyambangi unit pelayanan yang langsung melayani masyarakat, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Purwakarta, dengan berjalan kaki sekitar 100 meter. Tidak tampak lelah, karena Menteri yang waktu mudanya aktif digerakan Mahasiswa HMI ini melakukannya dengan ikhlas. Entah disengaja atau tidak, tetapi Jumat siang itu Disdukcapil Puwakarta sedang ramai dikunjungi masyarakat. Suasana langsung riuh ketika Menteri dan Bupati tiba. Yuddy tertarik dengan proses pembagian Akte Kelahiran yang saat itu sedang dilakukan oleh Petugas. Kang Yuddy langsung mengambil salah satu Akte Kelahiran, dan memanggil nama warga yang tertera di lembaran kertas itu. Tak berapa lama datanglah perempuan muda yang menggendong anakanya. Seperti biasa Yuddy berdialog dengannya, mulai dar pertanyaan bagaimana prosesnya sampai dapat akta kelahiran, berapa biaayanya, sampai dengan sekedar sapaan hangat ke warga mengenai anak ke berapa dan sedikit belaian lembut ke sang anak dari ibu tersebut. Meski sudah dijawab oleh warga, Bupati Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa semua proses layanan publik untuk warga Purwakarta sudah digratiskan dengan penyelesaian waktu dan proses yang jelas dan terukur. Menteri pun beringsut, masuk ke ruang petugas pelayanan. "Tampaknya Surat Edaran Menpanrb sudah sampai Purwakarta,“ ujar Yuddy ketika memasuki ruang pelayanan Disdukcapil yang saat itu memang sedikit temaram karena lampu-lampu banyak yang dimatikan, dengan penerangan matahari langsung dari jendela.
Sambil senyum ramah Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, berujar, “soal efisensi, kami sudah lakukan sejak 5 tahun yang lalu, mulai dari tidak lagi rapat di hotel sampai dengan efisiensi pemakaian fasilitas kantor,“ tutur Kang Dedi yang saat itu terlihat santai dengan baju khas Sunda dilengkapi ikat kepala.
"Purwakarta sudah layak menjadi kota percontohan kota yang berkelas dunia di Indonesia," ujar Yuddy . Sebab, lanjutnya, kota yang berkelas dunia bukanlah diukur dari gedung-gedung pencakar langit yang tinggi, dengan modernitas yang tinggi, tetapi bagaimana menggabungkan antara kearifan lokal, kesadaran akan lingkungan, tata ruang yang baik dan kondisi yang harmonis dengan tata kelola pemerintahan yang baik serta pelayanan publik yang prima. Di situ masyarakat merasakan kehadiran negara, dan semuanya ada di Purwakarta. Kang Yuddy menambahkan, pihaknya akan memilih 10 kota terbaik yang akan menjadi barometer kota-kota di seluruh Indonesia sebagai pusat study International bahwa di Indonesia ada kota-kota yang berkelas dunia. Nanti para gubernur dari 34 provinsi akan diminta mengajukan kota-kota yang dinilai layak dengan beberapa persayaratan seperti, infrastruktur yang terurus dengan baik, organisasi penyelenggaraan pemerintahan efektif dan efisien, pelayaneran publiknya bagus, memiliki leadership yang bagus sebagai ujung tombak pengelolaan pemerintahan, akuntabilitas kinerjanya berupa efisensi penggunaan anggaran-anggaran belanja daerah yang betul-betul bermanfaat bagi masyarakat, tandasnya. (sgt/HUMAS MENPANRB)