BANDUNG – Kasus kekerasan terhadap perempuan terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan disetiap tahunnya. Menurut Komnas Perempuan setidaknya tiap dua jam terdapat tiga perempuan di Indonesia menjadi korban kekerasan, dan kekerasan meningkat 10 persen dari tahun 2013 hingga 2015.
Fakta yang paling mengejutkan yakni kasus kekerasan bukan hanya terjadi di ruang ruang publik tetapi justru di lingkungan rumah hingga pada orang terdekat. Hal tersebut disampaikan Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Jawa Barat Netty Heryawan belum lama ini.
Ia menilai dari banyaknya kasus kekerasan yang terjadi, perempuan perlu menyiapkan tindakan preventif demi menjaga dirinya sendiri salah satunya dengan mempelajari beladiri.
“Bagaimana mungkin dapat membangun bangsa ini menjadi kuat sedangkan anak-anak kita sudah layu sebelum berkembang?,” Ujarnya dalam seminar "Girl's Don't Be A Victim, Fight Back In 5 Second yang digagas oleh Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Jawa Barat di Yayasan Sosial Mutiara Kemakmuran Sejahtera, belum lama ini.
Terkait hal tersebut Netty sangat mengapresiasi kegiatan serta kepedulian yang diberikan oleh INTI Jawa Barat perihal permasalahan sosial, khususnya menimpa kaum termajinalkan yaitu perempuan. Ia mengharapkan teknik yang diajarkan dapat mudah dipelajari dan dapat dengan cepat dipahami setiap gerakannya. Sehingga semakin banyak perempuan menguasai teknik beladirinya sebagai pembelaan diri bahkan untuk menolong orang lain.
“Maka saya berharap apa yang dilakukan pada seminar ini dapat menjadi inspirasi oleh kelompok lain untuk mengembangkan hal serupa. Dalam melindungi dan membentengi perempuan dan anak yang sering kali menjadi korban kekerasan,” Ucapnya. (Humas Jabar/HUMAS MENPANRB)