Sekretaris Daerah Kota Banjarmasin Ikhsan Budiman.
BANJARMASIN – Berada di Pulau Borneo tidak menyurutkan tekad Pemerintah Kota Banjarmasin untuk terus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Tidak hanya sekadar ikut-ikutan tren, Pemkot Banjarmasin menunjukkan keseriusannya dalam menghadirkan dan mengelola ekosistem digital di wilayahnya.
Keseriusan tersebut membuahkan hasil. Kota Banjarmasin diganjar penghargaan sebagai Top 10 Pemerintah Kota dalam Digital Government Award pada acara sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) Summit 2024 beberapa waktu lalu.
Pemkot Banjarmasin menampung berbagai aplikasi yang tadinya terpisah di setiap organisasi perangkat daerah (OPD) ke dalam satu aplikasi yang dinamakan Banjarmasin Pintar. Dengan sistem single sign-on, masyarakat bisa mendapatkan pelayanan publik yang dibutuhkan dengan sekali pendaftaran.
“Aplikasi ini terdiri dari pelayanan publik untuk masyarakat dan pelayanan untuk adminstrasi pemerintahan yang bisa digunakan oleh aparatur sipil negara (ASN) kami. Kita maksimalkan penggunaannya, sehingga seluruh pelayanan publik bisa berada dalam satu genggaman,” ujar Sekretaris Daerah Kota Banjarmasin Ikhsan Budiman saat ditemui di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.
Saat ini Banjarmasin Pintar berisi 63 aplikasi yang terdiri dari 18 aplikasi pelayanan publik dan 45 aplikasi pemerintahan. Masyarakat dapat masuk ke aplikasi pelayanan publik dengan satu akun saja.
Kolaborasi dan koordinasi menjadi kunci keberhasilan Banjarmasin dalam menerapkan SPBE. “Kami sadar bahwa ada pihak lain yang terlibat ketika kita menerapkan SPBE ini. Sehingga kami juga libatkan pihak-pihak yang terkait agar memastikan aplikasi ini aman dan mudah saat digunakan,” lanjutnya.
Bukan hal mudah, berbagai tantangan juga dihadapi sebelum menyosialisasikan aplikasi ini kepada masyarakat. Studi tiru ke daerah yang telah berpengalaman tentang SPBE hingga mendalami keamanan siber, dilakukan Pemkot Banjarmasin untuk dapat membangun aplikasi yang benar-benar memudahkan masyarakat dalam mendapat pelayanan.
“Yang terpenting adalah perubahan mindset. Ini tidak hanya berkaitan dengan teman-teman ASN di Banjarmasin, tapi juga untuk masyarakat. Bagaimana ini dikembangkan dan kemudian diterima sehingga kemudian ada perubahan perilaku,” imbuhnya,
Ditanya tentang tips keberhasilan penerapan SPBE di wilayahnya, Ikhsan menyebutkan komitmen pimpinan daerah memegang peran krusial. Komitmen tersebut yang membuat akhirnya berbagai pihak bahu-membahu menjalankan SPBE ini.
“Edukasi, kolaborasi, dan sosialisasi yang masif juga harus dilakukan untuk diseminasi informasi yang lebih luas kepada pihak-pihak internal maupun eksternal kita. Terakhir, lakukan pemantauan dan evaluasi terhadap apa yang telah kita lakukan sehingga kita tetap berada di jalur yang benar,” pungkas Ikhsan. (HUMAS MENPANRB)