Pin It

20171031 Semarang kakek gendong cucu anak ikut SKD

Seluruh anggota keluarga ikut mengantar tes CPNS

 

JAKARTA – Di balik pelaksanaan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2017 menyisakan sejumlah cerita unik, haru, perjuangan hingga pengorbanan, dari para keluarga dan kerabat yang mengantar peserta SKD. Di balik penyelenggaraan SKD, ada  banyak orang yang setia memberi motivasi kepada orang-orang tercintanya yang tengah mengikuti ujian.

Dalam pantauan Tim Monitoring Seleksi CPNS Kementerian PANRB 2017 di Gorontalo, seorang suami bahkan rela tidak mengikuti pendidikan yang tengah dijalani di tempat kerjanya demi memberi semangat sang istri untuk mengikuti SKD. Suami yang enggan menyebutkan namanya itu sangat bersyukur, istrinya Nur Fajriah, isterinya yang sedang hamil saat mengikuti SKD bisa lolos SKD dengan nilai memuaskan.

Nur Fajriah meraih nilai total 322, dengan rincian Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), 75, Tes Intelijensi Umum (TIU) 90, dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP) memperoleh nilai 157. “Saya sudah minta izin, tidak masuk sekolah karena prioritas istri saya. Pengorbanan saya sudah ada hasil, alhamdulillah,” ujarnya penuh syukur.

Sang suami juga senantiasa memberi motivasi kepada istrinya agar bisa lolos di tahap berikutnya, yaitu Seleksi Kompetensi Bidang (SKB). Dengan kelulusan ini ia berharap bisa membuat keluarga mereka lebih bahagia. “Mudah-mudahan dengan kelulusan istri saya bisa membuat kita bahagia. Karena sudah menunggu sekian lama, saya sangat bersyukur sekali, karena Allah memberikan rizky dari kelulusan, dan istri saya sedang hamil,” katanya sumringah.

Kepada Tim Monitoring Seleksi CPNS Kementerian PANRB 2017, Ia mengatakan bahwa sistem seleksi CPNS tahun ini lebih obyektif karena menggunakan sistem digital yang real time. Lolos atau tidak, benar-benar sesuai dengan nilai dari soal yang dikerjakan. Namun menurutnya persaingan untuk lolos tahap SKD ini cukup ketat. “Pelaksanaan hari ini sangat bagus, meski persaingannya sangat ketat,” ucapnya.

20171031 Semarang kakek gendong cucu anak ikut SKD

Seorang suami menyaksikan hasil SKD sang isteri melalui layar monitor, sambil menggendong anaknya 

 

Sebagai peserta tes, Nur Fajriah sendiri juga mengapresiasi sistem penerimaan tahun ini. Mulai dari fasilitas komputer dan pelayanan dari panitia ia nilai baik. Ia sangat bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena bisa lolos pada tahap ini.

Setelah ini, ia bersiap untuk tahap SKB, dan berharap tidak terjadi kecurangan. “Saya speechless, tapi terimakasih kepada Allah SWT bisa melewati mudah-mudahan untuk tes-tes selanjutnya lancar,” pungkasnya didampingi sang suami.

Di Bandung, Kang Aceng Ilyas dari Tasikmalaya ini bersama anaknya mengantar sang istri untuk mengikuti SKD untuk jabatan peneliti di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Namun sayang, ternyata mereka salah melihat tanggal ujian. Seharusnya, istri dari Kang Aceng ujian pada tanggal 28 Oktober 2016. Mereka pun akhirnya kembali ke Tasikmalaya. Meski salah jadwal, hikmahnya adalah sang istri masih ada kesempatan untuk belajar dan mematangkan materi yang akan diujikan.

Masih di Kota Kembang, ada seorang suami yang menggendong anaknya, tengah harap-harap cemas menantikan hasil ujian istri tercinta. Anaknya yang masih balita pun terlihat menangis karena mencari sang ibu. Ia mengatakan, istrinya tengah mengikuti SKD untuk jabatan Instruktur Bahasa Arab di Kemendikbud. “Saya optimis  istri saya lolos tes. Habis ini kami langsung pulang ke Tasikmalaya,” ujar pria yang enggan menyebutkan identitasnya kepada Tim Monitoring Seleksi CPNS Kementerian PANRB 2017.

Pemandangan lain yang cukup mengharukan, ada juga Seorang kakek bernama Waktu yang datang dari Indramayu untuk memberi motivasi kepada cucunya yang sedang berjuang dalam SKD di Bandung. Tidak tanggung-tanggung, ia juga membawa 7 orang anggota keluarganya ke lokasi ujian. “Yakin cucu saya masuk,” ujar Kakek Waktu optimis.

20171031 Semarang kakek gendong cucu anak ikut SKD

Kakek menggendong cucu ditemani nenek, saat anaknya mengikuti SKD CPNS

 

Kisah lain yang cukup mengharukan terjadi di Banjarmasin. Ada seorang peserta yang terpaksa tidak bisa mengikuti ujian ini, meski sudah datang di lokasi. Perempuan ini diantar oleh suami, anak, serta orang tuanya. Namun anaknya yang masih balita sedang sakit dan terus menangis, tidak mau ditinggal oleh ibunya.  Tangisan sang buah hati pun menggugah hati si ibu untuk merelakan tidak ikut SKD, memilih menemani anaknya yang sedang sakit.

Di Jambi, Nur Hayati yang mengantar dan menyemangati adiknya untuk mengikuiti dan memberi dukungan untuk bisa lolos dalam tahap ini. Mereka tinggal di Muara Bungo, dan harus menempuh perjalanan selama 5 jam menuju lokasi ujian.

Kepada adiknya yang akan mengikuti ujian, Nur Hayati berpesan agar tidak gugup saat mengerjalan soal sehingga bisa memperoleh nilai yang tinggi untuk lolos SKD. “Harapannya mudah-mudahan nggak gugup, bisa jawab, nilai minimum tercapai. Ya bisa lulus lah insyaallah,” ungkap Nur Hayati seperti dilaporkan Tim Monitoring Seleksi CPNS Kementerian PANRB 2017. (don/HUMAS MENPANRB)