Pin It

JAKARTA – Indonesia telah menjadi salah satu pemain inti dalam ekonomi internasional. Namun, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan untuk tidak berpuas diri dan takabur melihat semua ini. Justru Presiden SBY menyebutkan, tantangan dan permasalahan terbesar adalah bagaimana mengubah nasib puluhan juta rakyat Indonesia yang masih hidup di bawah atau di sekitar garis kemiskinan, ke arah yang lebih sejahtera.
 
“Pendek kata, kita tidak punya alasan menjadi bangsa yang rendah diri dan gemar menyalahkan dunia atas segala permasalahan yang terjadi.  Kita harus meyakini bahwa Indonesia di abad kedua puluh satu ini adalah bagian dari solusi dunia,” kata Presiden SBY saat menyampaikan Pidato Kenegaraan dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-69 Kemerdekaan RI Tahun 2014, di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jumat (15/8).
 
Pada kesempatan tersebut, dia menyampaikan beberapa prestasi positif pembangunan Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir. Pertama, kata Presiden SBY, Indonesia dapat menjaga stabilitas dan kondisi makro-ekonomi yang relatif baik, walaupun bangsa kita terus diterpa cobaan. Apakah itu dalam bentuk bencana alam maupun krisis moneter global, yang utamanya pada tahun 2008.
 
Kedua, Indonesia terus mencetak pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi. Pada periode tahun 2009-2013, secara rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,9 persen. “Ini jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang pada kurun waktu yang sama,” kata Presiden SBY.
Presiden menegaskan, kemampuan Indonesia untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi sangat penting, mengingat dewasa ini cukup banyak negara-negara emerging ekonomi lainnya yang pertumbuhan ekonominya menurun, bahkan sebagian menurun cukup tajam.
 
Selanjutnya yang ketiga, utang negara juga kini telah berada dalam situasi yang jauh lebih aman. Ia menyebutkan, di puncak krisis moneter tahun 1998, rasio utang Indonesia terhadap PDB adalah 85 persen, yang artinya utang Indonesia hampir sama besarnya dengan penghasilan bangsa.
 
Keempat, Indonesia juga telah berhasil mencetak sejumlah prestasi ekonomi. Anggaran pembangunan kini mencapai Rp1.842,5 triliun, tertinggi dalam sejarah Indonesia. Sementara cadangan devisa Indonesia saat ini telah mencapai 110,5 miliar dollar AS, setelah sebelumnya pernah mencapai 124,6 miliar dolar AS yang juga tertinggi dalam sejarah.
 
Kelima, Indonesia telah menjadi anggota G-20. Ini menandakan bahwa posisi Indonesia dalam peta ekonomi dunia sudah jauh berubah. Ia menyebutkan, G-20 di abad ke-21 telah menjadi forum utama untuk melakukan kerja sama ekonomi internasional.  Dalam forum itu, kini Indonesia  berdiri sejajar dan duduk setara dengan negara-negara maju dan ekonomi besar lainnya.
 
Penyampaian Pidato Kenegaraan itu dihadiri oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono dan Ibu Herawati Boediono, mantan Presiden BJ Habibie, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua MPR Sidarto Danusubroto, para pimpinan lembaga tinggi negara, para menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II, para duta besar negara sahabat, dan para tauladan dari seluruh tanah air. (bby/HUMAS MENPANRB)