JAKARTA - Mahasiswa dan kalangan profesional menawarkan diri untuk turut mengawal reformasi birokrasi di bawah pimpinan Menteri Yuddy Chrisnandi. Hal itu terungkap dalam acara Meet and Greet the Minister yang diselenggarakan Institut Paradigma Indonesia bekerja sama dengan Mercer Indonesia, sebuah perusahaan di bidang Sumber Daya Manusia (SDM).
Acara bertajuk "Arah Kebijakan Reformasi Birokrasi dan Aparatur Negara Serta Konteks Pembangunan Ekonomi Indonesia yang Efisien" yang diselenggarakan di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Kamis (18/12). Dalam kesempatan tersebut Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yuddy Chirsnandi memaparkan Program Revolusi Mental Untuk Aparatur Sipil Negara (ASN).
Yuddy mengatakan, revolusi mental bertujuan untuk membuat pemerintahan yang efektif, efisien dan produktif. "Reformasi birokrasi ini untuk melahirkan pemerintahan yang clean and good governance. Kunci utamanya adalah menciptakan aparatur sipil negara yang bisa dipercaya, baik oleh rakyatnya juga oleh kalangan internasional," kata Yuddy.
Acara tersebut dihadiri oleh 10 Perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) diantaranya, Universitas Ibnu Chaldun, UBK, UIN, Universitas Borobudur, STIE Swadaya, STBANK Prawira Negara, STBA Lia.
Para mahasiswa mengungkapkan dukungannya terhadap kebijakan Menteri PANRB dan menawarkan diri untuk mengawal dan mengawasi prilaku ASN. “Kami siap menjadi garda terdepan dalam pengawasan aparatur negara sesuai dengan kebijakan yang dikeluarkan Menteri Yuddy,” ujar Atang Fauzi dari Universitas Islam Negeri (UIN).
Dukungan yang sama datang pula dari kalangan professional. Salah satunya dari Direktur Institut Paradigma Indonesia Harlan Sumarsono, yang menyatakan kesiapannya dalam mendukung arah kebijakan Menteri PANRB.
Dikatakan, ada tiga permasalahan yang dihadapi masyarakat di Indonesia yaitu masalah pungutan liar dan pungutan resmi, masalah penegakan hukum, dan masalah infrastruktur. "Untuk itu, kami ingin tahu arah kebijakan ke depan di bidang reformasi birokrasi. Karena kami sangat mendukung kebijakan ini apalagi yang menyangkut dengan pelayanan yang dilakukan pegawai negeri," kata Harlan.
Hal senada turut diungkapkan oleh CEO Mercer Indonesia, Paul Surprenant yang menyatakan dukungannya berupa masukan – masukan dari riset yang dilakukan oleh Mercer Indonesia. “Kami siap membantu dalam merealisasikan kebijakan reformasi birokrasi, karena kami melihat konsep yang diajukan sangat tepat dalam jangka panjang,” ujarnya.
Pimpinan Konsultan Mercer Indonesia Satya Radjasa juga mengungkapkan, pihaknya akan terus memberi dukungan berupa riset dan analisa yang mendalam pada setiap langkah yang akan dilakukan oleh Menteri PANRB. “Dengan keahlian kami sebagai konsultan SDM, kami akan terus mencoba membantu merumuskan strategi Pak Menteri Yuddy dengan menganalisa serta meriset kebijakan yang strategis bagi Kementerian PANRB,” ujar Satya.
Menteri Yuddy menanggapi positif dan mengapresiasi dukungan yang berdatangan dari mahasiswa dan profesional tersebut. “Saya mengapresiasi para profesional dan mahasiswa dalam acara ini, sebagai bentuk keseriusan dalam menjalankan revolusi mental,” ujarnya.
Menteri mempersilakan kepada seluruh masyarakat, termasuk mahasiswa untuk melaporkan jika terjadi kecurangan yang dilakukan ASN melalui PO BOX 5000 dan media pengaduan lainnya yang dibuka Kementerian PANRB. “Semua laporan itu akan ditindaklanjuti,” ujarnya melanjutkan.
Yuddy juga memaparkan mengenai Gerakan Penghematan Nasional yang belakangan menjadi perhatian banyak pihak. “Tolong dilihat inti semangatnya,” tegas Menteri.
Dia juga mengungkapkan, bahwa dalam dua bulan saja, Kementerian PANRB sudah bisa menghemat pengeluaran hingga Rp 4 miliar. Kalau seluruh instansi melakukan penghemaatan, tentu angkanya bisa mencapai triliunan, imbuh Yuddy. (hs/HUMAS MENPANRB)