JAKARTA – Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Eko Prasojo menilai Gubernur Provinsi DKI Jakarta Joko Widodo merupakan contoh pimpinan yang sudah transformasional. Karena kinerjanya yang open carier system, seperti lelang jabatan yang sudah diberlakukannya pada eselon tiga dan empat pada Pemerintah Daerah.
“Pemimpin seperti ini tergolong aparatur yang potensial, yang luar biasa di bidang intelektual, moralitas, dan terintegritas,” ungkap Eko Prasojo menilai Gubernur DKI Jakarta yang akrab disapa Jokowi tersebut, saat menghadiri seminar nasional memperingati HUT-30 BPKP (16/05).
Sangat komprehensif yang dilakukan oleh Jokowi. Di saat pejabat publik kerap mengalami kegamangan dalam menetapkan sebuah keputusan, Jokowi banyak melakukan perubahan-perubahan di lingkungan Pemerintah Daerah. Dalam waktu pendek, Jokowi mampu membuat terobosan. “Jangan ambil gampangnya saja kalau jadi pemimpin,” ujar Jokowi.
Kiat menjadi seorang birokrat yang berkompetensi dan berkompetitif menurut Jokowi yaitu, harus mampu melihat dan mendengar dengan sungguh-sungguh keinginan dan kebutuhan masyarakat. Pendekatan yang dilakukan secara horisontal, dengan begitu pemimpin mampu mendesain kebijakan dan program-program yang berpihak pada kepentingan rakyat banyak.
Senada dengan hal tersebut, Eko Prasojo dan jokowi sepakat bahwa semua yang ada di birokrasi adalah manajemen organisasi untuk melayani. Perlunya mereform sebuah birokrasi karena publik sudah sempat membangun persepsi, dimana kinerja pemerintah tidak maksimal, SDM kurang berkualitas, birokrasi yang berbelit-belit, dan juga pelayanan yang belum memuaskan.
Tantangan membangun reputasi yang baik untuk menenggelamkan persepsi publik, ada di tangan masing-masing aparatur. Baik golongan tertinggi maupun terendah sekalipun. Antara lain dengan memperbaiki konsolidasi kerja antar K/L. Selain itu, aparatur juga dituntut untuk terus melakukan inovasi, terobosan kebijakan, dan transparansi anggaran. (bby/HUMAS MENPANRB)