JAKARTA – Upaya pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, harus diiringi dengan pengawasan yang baik dan ketat. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) menjadi salah satu instansi yang memiliki peran strategis dalam melakukan pengawasan laut.
Hal ini menggugah Bahaduri Wijayanta atau sering disapa Pak Wid untuk berinovasi membentuk sistem pengawasan Patroli Laut yang disebut sebagai Pusat Komando dan Pengendalian (Puskodal). Inovasi ini dilakukan dengan mengintegrasikan laporan cuaca, gelombang, berita dari kapal patrol, dan Automatic Identification System (AIS).
“Penerapan Puskodal tersebut selain bertujuan mengintegrasikan, juga sebagai sarana untuk mewujudkan pengawasan laut modern yang efektif dan efisien,” ujarnya saat mengikuti proses wawancara Anugerah ASN Tahun 2020 secara daring beberapa waktu lalu.
ASN yang menjabat sebagai Direktur Penindakan dan Penyidikan ini menjelaskan setelah diresmikan pada 2019, Puskodal langsung memainkan peran sebagai command center yang berfungsi memberikan informasi yang dibutuhkan untuk patroli terkait dengan cuaca dan gelombang yang dapat diterima langsung oleh kapal patroli. Setelah beberapa bulan berjalan, Puskodal berhasil memberikan kontribusi dalam pengungkapan penyelundupan nikel sebanyak 45.090 MT menggunakan sarana pengangkut MV PAN BEGONIA.
Pria kelahiran Gunungkidul ini menjelaskan bahwa pembangunan Puskodal Patroli Laut Bea Cukai merupakan bentuk best practices pengawasan laut yang dilakukan oleh instansi lain. Dalam tataran internasional antara lain United States Customs Border Protection dan Austalian Border Force, dan nasional diantaranya Badan Keamanan Laut dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Selama menjabat, Pak Wid telah berhasil menangani kasus-kasus berskala besar seperti penindakan 1.494 kasus narkoba dengan barang bukti sebesar 10,2 ton, pengungkapan penyelundupan ekspor nikel, 27 kontainer tekstil ilegal asal Batam, MMEA ilegal, penekanan rokok ilegal menjadi 7% pada tahun 2019, hingga penindakan kapal tanker tahun 2018.
Secara rutin, DJPC juga melakukan operasi-operasi pengawasan dibidang kepabeanan dan cukai seperti Operasi GEMPUR Rokok Ilegal, Operasi Gulung Tekstil, dan Operasi Berantas Sindikat Narkoba (BERSINAR). Ini membuktikan bahwa pengawasan Bea Cukai dilakukan dari hulu ke hilir ini dan menajamkan taringnya di lautan Indonesia.
Tak puas sampai disini, Pak Wid berharap kedepan inovasi Puskodal ini tak hanya mengintegrasikan informasi namun juga meningkatkan keselamatan patroli. “Puskodal Patroli Bea Cukai diharapkan dapat memberikan output berupa peningkatan aspek keselamatan dalam pelaksanaan patroli laut, implementasi pengawasan laut multi-matra, multi-metode, dan multi-unit,” jelasnya. (dit/HUMAS MENPANRB)