JAKARTA – Memiliki tanggung jawab sebagai seorang guru di salah satu sekolah dasar Kabupaten Kendal, merupakan tugas yang dijalani Widi Astiyono sejak tahun 1999. Tidak hanya sekedar mendidik, dengan semangat juangnya Widi berinisiatif mendirikan gerakan nasional Satu Guru Satu Video Pembelajaran atau Sagusavi. Menurutnya, hal tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
“Sebagai bentuk tanggung jawab profesionalisme sebagai guru, kita hendaknya terus berkreasi, berinovasi, dan berkarya sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas pendidikan,” ujarnya.
Dalam pelaksanaannya, Widi membentuk tim khusus Sagusavi berkolaborasi dengan guru di seluruh Indonesia. Dijelaskan, pelatihan Sagusavi ditahun 2019 sudah menggunakan sistem pelatihan daring yang difasilitasi oleh Ikatan Guru Indonesia (IGI) dengan nama SIM Guru Pembelajar IGI.
Lebih lanjut dijelaskan, dalam kurun waktu tahun 2018-2021 Sagusavi mengadakan pelatihan daring, dan terdapat 5000 guru alumni Sagusavi yang belajar membuat video pembelajaran dalam kurun waktu kurang lebih tiga tahun, baik secara daring maupun luring.
Sebagai pendukung dalam pengembangan Sagusavi, pria kelahiran Temanggung ini juga menulis dua buku yang berjudul Wujudkan Bermain Sambil Belajar dan Berkarya serta Cara Sederhana Editing Audio dan Video. Menurutnya, di masa pandemi ini, video pembelajaran menjadi salah satu alternatif pembelajaran daring yang sangat efektif.
“Pengembangan video pembelajaran menjadi hal yang penting dalam mendukung proses pembelajaran, khususnya di masa pandemi ini, sehingga Gerakan Nasional Sagusavi juga menjadi salah satu alternatif pelatihan yang memberikan dorongan kepada guru untuk terus berkarya,” tuturnya.
Widi menambahkan, disisi lain dirinya bersama Sagusavi juga memberikan ruang kepada rekan guru se-Indonesia untuk berbagi pengalaman praktik, baik melalui acara live streaming Ngobrol Bareng Sagusavi (Ngobras). “Melalui acara Ngobras ini rekan guru bisa berperan sebagai host, moderator, dan narasumber,” imbuhnya.
Pria yang kerap disapa Kang Widi ini awalnya menjalani tugas mulia sebagai guru tidak tetap, atau guru wiyata bakti pada dua sekolah sekaligus, yaitu SDN 2 Plososari Kecamatan Patean dan SMPN 1 Patean. Selama lima tahun mengabdi, ia berkesempatan mengikuti seleksi jalur umum penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) akhir tahun 2004 dan dinyatakan lulus.
Sebagai inisiator Sagusavi dan trainer nasional, Widi juga kerap memotivasi rekannya untuk berani nyaman di zona yang tidak nyaman, serta terus belajar, berkreasi, berinovasi ,dan berkarya sebagai wujud tanggung jawab pelayanan, khususnya di dunia pendidikan. Ia berharap guru di Indonesia dapat memanfaatkan Sagusavi sebagai media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan secara efektif.
“Melalui Sagusavi ini kedepan saya sangat berharap teman-teman guru di seluruh Tanah Air mampu berkarya, berupa video pembelajaran secara mandiri. Prinsipnya dengan memiliki karya berupa video, tentu akan menjadi sebuah media pembelajaran yang efektif karena bisa dimanfaatkan kapan saja dan di mana saja,” jelasnya.
Tidak hanya melakukan banyak inovasi, sosok Widi dikenal sebagai pribadi yang baik dan penuh inspirasi. “Pak Widi sebagai pribadi yang baik, penuh inspirasi, dan dedikasi tinggi,” ujar Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kendal Mahrus. Senada dengan Mahrus, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal Wahyu Yusuf Akhmadi juga mengatakan bahwa Widi adalah seseorang yang memiliki kepribadian ulet, penuh semangat, tangguh, dan juga gigih.
Kontribusi Widi dalam meningkatkan kualitas dunia pendidikan membawanya pada ajang Anugerah ASN Inspiratif Tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) dan terpilih menjadi Top 6 pada Kategori ASN Inspiratif. (fik/HUMAS MENPANRB)