Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas saat berkunjung ke KBRI di Baku, Azerbaijan, Selasa (10/10).
BAKU – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas mendorong Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Baku, Azerbaijan, untuk terus membuka peluang ekonomi bagi pengusaha Indonesia agar bisa ekspor ke negara tersebut. Hal ini termasuk bagian dari peningkatan pelayanan publik yang merupakan tugas semua elemen birokrasi, termasuk jajaran kedutaan.
“Pertama, tentu bagaimana kualitas pelayanan publik terhadap warga Indonesia yang ada di Azerbaijan bisa berjalan optimal. Lalu juga bisa didorong potensi-potensi lain yang mampu memberi dampak ekonomi, seperti pariwisata dan perdagangan,” ujar Menteri Anas saat mengunjungi KBRI Baku, Azerbaijan, Selasa (10/10), yang ditemani Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Azerbaijan Hildi Hamid. Anas berkunjung ke Azerbaijan guna bertemu Perdana Menteri Azerbaijan Ali Asadov.
Menteri Anas mengapresiasi perkembangan kinerja KBRI Baku dalam mengakselerasi perdagangan dan pariwisata kedua negara. “Kalau kita lihat datanya, perdagangan kedua negara meningkat, dibanding tahun 2022 hingga sekarang ada peningkatan ratusan persen, meskipun memang secara nominal relatif belum besar. Tetapi progresnya sangat bagus. Berdasarkan data yang dipaparkan, Indonesia adalah eksportir terbesar ke Azerbaijan dari kawasan Asia Tenggara,” ujar Anas.
Anas menambahkan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo dan telah dijalankan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, semua kantor perwakilan Indonesia di luar negeri tidak hanya menjalankan peran pelayanan dan pelindungan bagi WNI, tetapi juga harus lincah sebagai ‘agen pemasaran’ bagi produk-produk Indonesia. “Ini sudah dijalankan dengan baik, dan kedepannya harus terus diakselerasi sebagai bagian dari tugas reformasi birokrasi dan pelayanan publik,” ujar mantan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) tersebut.
Anas mengapresiasi upaya untuk terus mengembangkan pasar ke Azerbaijan yang dibantu oleh para diplomat. “Azerbaijan bisa menjadi pasar non-tradisional bagi produk ekspor kita, terutama bagi UMKM. Termasuk tadi disampaikan Pak Dubes, ada tiga lagi perusahaan RI masuk ke Azerbaijan. Ada produsen sabun, kertas, dan briket,” jelas Anas.
Potensi lain yang bisa terus dikembangkan adalah mengincar pasar wisatawan Azerbaijan dan negara sekitarnya. “Jumlah wisatawan Azerbaijan yang berkunjung ke Indonesia juga meningkat, dulu hanya sekitar 400 orang per tahun. Tahun ini per Juli 2023, sudah mencapai sekitar 1.000 orang. Memang secara angka belum besar, tapi progresnya baik sekali, tinggal terus dipacu,” ujarnya. (HUMAS MENPANRB)