ACEH - Menteri PANRB Azwar Abubakar mengingatkan pentingnya koordinasi dalam menangani korban bencana alam, seperti gempa bumi yang melanda wilayah Aceh pekan lalu. “Secara institusi kementerian yang saya pimpin tidak ada kaitannya secara langsung dalam penanganan bencana alam ini. Namun sebagai putra Aceh, saya terpanggil untuk terlibat membantu menangani musibah ini,” ujarnya saat bersama Ny. Meutia Azwar Abubakar meninjau lokasi terjadinya gempa bumi berkekuatan 6,2 skala Richter di Aceh, Senin (8/7/2013).
Menteri Azwar Abubakar mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait, seperti Kemensos dan Kemenko Kesra dalam penanganan musibah ini. Pengalaman saat terjadinya tsunami Aceh tahun 2004, mengingatkan pentingnya koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat, mulai dari kemenetrian/lembaga, TNI/POLRI, Pemda, dan tidak kalah pentingnya peran LSM serta perguruan tinggi dalam merehabilitasi moral terutama anak-anak usia sekolah di kamp pengungsian.
Dalam kesempatan itu, Ny. Meutia Azwar Abubakar selaku anggota Solidaritas Isteri-isteri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) mendapat amanah dari Ketua Pembina SIKIB Ibu Ani SBY untuk menyerahkan bantuan langsung sebagai bentuk kepedulian sosial kepada para korban gempa.
Berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 31 orang meninggal di kawasan Aceh Tengah, sementara 9 orang tewas di Kabupaten Bener Meriah, dan sebanyak 63 orang luka berat masih dirawat di rumah sakit dan 2.362 orang menjalani rawat jalan. Jumlah pengungsi mencapai 22.125 orang, dan sebanyak 15.919 rumah rusak. Gempa yang terjadi pada Selasa (2/7/2013) itu juga mengakibatkan kerusakan pada 623 bangunan fasilitas umum.
BNPB merinci, sebanyak 232 desa dari 352 desa di Aceh Tengah terkena langsung dampak gempa. Di daerah tersebut, 4 orang masih dinyatakan hilang. Mereka yang dirawat di rumah sakit karena luka berat mencapai 40 orang. Pengungsi sebanyak 19.870 orang tersebar di 70 titik.
Adapun jumlah rumah rusak mencapai 13.862 unit dengan rincian 5.516 rusak berat, 2.750 rusak sedang, dan 5.596 rusak ringan. Adapun fasilitas umum yang rusak ada 547 unit, seperti puskesmas, sekolah TK hingga SMA, masjid, mushala, dan kantor pemerintahan.
Di Kabupaten Bener Meriah, 8 dari 233 desa mengalami dampak langsung gempa. Dari 8 desa itu, 23 orang luka berat masih dirawat di RS PMI Lhokseumawe dan RSU Banda Aceh. Adapun jumlah pengungsi sebanyak 2.265 orang. Di Bener Meriah, jumlah rumah yang rusak sebanyak 2.057 unit dengan rincian 662 rusak berat, 311 rusak sedang, dan 1.184 rusak ringan, dan sebanyak 766 fasilitas umum juga mengalami kerusakan.
Penyelamatan dan pencarian korban terus dilakukan dengan mengerahkan lebih dari 2.000 personel. Untuk penanganan tanggap darurat dikerahkan 802 personel TNI, 676 personel Polri, dan ratusan personel dari BNPB, BPBD, Basarnas, PMI, Tagana, RAPI, SKPD, relawan, dan lainnya. (ian/HUMAS MENPANRB)