Menteri PANRB Rini Widyantini saat memberikan keterangan pers usai meninjau Sekolah Rakyat Terintegrasi 45 Semarang, Rabu (29/10/2025).
SEMARANG – Program Sekolah Rakyat dianalogikan sebagai jantung untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Anak-anak dari keluarga pra-sejahtera tidak hanya diberi pendidikan dari buku pelajaran, tetapi juga kedisiplinan, dan kebiasaan baik lainnya.
Hal itu disampaikan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Rini Widyantini saat meninjau Sekolah Rakyat Terintegrasi 45 Semarang, Rabu (29/10/2025). “Sekolah rakyat adalah jantung dari program Bapak Presiden untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia. Karena di sinilah fondasi manusia dibangun, di sinilah generasi penerus belajar tentang arti kerja keras, tanggung jawab, dan cinta kepada negeri,” ungkap Rini.
Berdirinya sekolah rakyat di Ibu Kota Jawa Tengah ini adalah hasil kolaborasi pemerintah pusat, daerah, bahkan swasta. Kementerian PANRB berkomitmen menjaga agar inisiatif ini memiliki tata kelola yang kuat dan berkelanjutan.

Dengan begitu, sekolah rakyat bukan hanya menjadi program sementara, tetapi warisan untuk generasi selanjutnya. Rini menegaskan, berdiri dan berlanjutnya sekolah rakyat membuktikan bahwa program tidak berhenti di meja rapat, tetapi benar-benar memberikan manfaat bagi rakyat.
Kepada para siswa dan siswi Sekolah Rakyat Terintegrasi 45, Rini berpesan tentang sebuah mimpi. Para siswa tidak sendiri, ada guru, doa orang tua, dan negara yang terus berusaha hadir untuk memastikan semua anak punya kesempatan yang sama untuk sukses.
Rini juga berterima kasih kepada para guru dan pengasuh karena telah menjadi ‘cahaya’ bagi para siswa. Para guru tidak hanya mengajar, tetapi juga menguatkan karakter, empati, dan keberanian.

Sekolah Rakyat Terintegrasi 45 Semarang merupakan bukti bahwa ketika birokrasi bergerak bersama, hasilnya bukan hanya pembangunan fisik, tapi pembangunan kemanusiaan. “Kalian adalah alasan kami semua bekerja. Tidak ada yang kecil dari sebuah mimpi. Jangan pernah takut untuk bercita-cita tinggi, karena masa depan selalu berpihak pada mereka yang mau berusaha,” ujar Rini.
Peninjauan itu juga dihadiri oleh Menteri Sosial Saifullah Yusuf. Ia mengungkapkan, tahun ini kurang lebih sekolah rakyat sudah ada di 166 titik lokasi. Jumlah tersebut adalah hasil kolaborasi lintas sektor, mulai dari penyiapan dasar aturan, kelembagaan sekolah rakyat, pemenuhan kebutuhan guru, gedung sekolah dan asrama, serta lain sebagainya.
“Jadi saya berterima kasih kepada Ibu Menteri PANRB yang betul-betul mendukung dengan sungguh-sungguh sehingga kita bisa menyelenggarakan sekolah rakyat di 166 titik pada tahun ini,” ungkap Saifullah. (HUMAS MENPANRB)








