Pin It

20150310 - MenpanRB di YPAC Palembang

PALEMBANG – Para murid di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Palembang sempat membuat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Yuddy Chrisnandi terharu, saat ia menyambangi mereka. Yuddy disambut siswa-siswi berkebutuhan khusus.  Mereka tampak begitu antusias menyambut Menteri.

Yuddy pun menyapa anak-anak itu dengan senyum, dan mengulurkan tangannya untuk menyalami satu per satu, baik yang sedang belajar di dalam kelas maupun yang sedang bermain di luar.  “Sudah bisa membaca belum dik ?” sergah Yuddy, yang mendapat jawaban  cukup membuatnya terharu.

Yuddy semakin trenyuh ketika ada salah seorang siswa yang mengajaknya untuk menulis. “Nullliiis yuuuk Pak….,” ucap salah seorang siswa, yang mungkin beranggapan  bahwa Menteri Yuddy adalah gurunya.

YPAC Palembang merupakan pelayanan publik yang ditinjau Menteri pertama, dalam kunjungan kerjanya di kota pempek itu. Selain menyapa para murid, Yuddy mengapresiasi para pengurus yayasan maupun pengajar, yang tetap setia melayani sepenuh hati meski dibayarnya secara sukarela.  "Para pengurus yayasan dan pengajar di sini ternyata dibayar sukarela, tanpa gaji. Tapi mereka melayani anak-anak dengan cinta kasih," ucapnya saat meninggalkan lokasi itu untuk menuju pelayanan publik berikutnya, yakni Rumah Sakit (RS) Khusus Mata.

Di tempat ini, mayoritas pasiennya adalah lanjut usia (Lansia). RS ini juga melayani pasien dari peserta Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan. Meski pelayanan di RS ini sudah cukup baik, tetapi Yuddy menilai masih kekurangan personil dokter.

Tetapi tidak sediki pasien yang masih anak-anak. "Sakit apa dik? Jangan banyak-banyak main game, tapi banyakin makan wortel," ujarnya.

Menteri Yuddy menegaskan, kunjungan lapangan atau yang lebih dikenal dengan istilah blusukan ini merpakan salah satu bentuk untuk memastikan aparatur Negara, baik sipil, TNI maupun Polri hadir di tengah masyarakat. Aparatur Negara hadir untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Karena itu, sekarang bukan jamannya lagi aparatur Negara berpola pikir seperti priyayi, tapi sebaliknya, harus melayani. "Di mata masyarakat, PNS itu masih seperti priyayi. Mereka kurang responsif, kurang melayani, tetapi mereka inginnya dihormati,” tegasnya.

Padahal, sejatinya PNS itu tidak demikian, karena mereka adalah pelayan masyarakat. Karena itu, kalau PNS masih memiliki pola pikir sebagai priyayi, mereka  inilah yang menjadi target Pemerintahan Jokowi, yang mengusung semangat revolusi mental, kata Yuddy selepas menyambangi RS khusus Mata Kota Palembang.

Yuddy pun beranjak mengunjungi Samsat dan Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu (KPPT) kota Palembang. Yuddy mengapresiasi kedua unit pelayanan publik tersebut, karena baik di Samsat maupun di KPPT semua pelayanannya dinilai sudah cepat dan sesuai prosedur  yang ada.

Satu hal yang membuat Yuddy sedikit terperanjat, ketika tiba di tempat itu saat jam makan siang. Menteri menegur petugas, karena masih diberlakukan jam istirahat. "Ini harus segera dibenahi, karena pelayanan publik tidak ada jam istirahatnya. Solusinya, agar di loket pelayanan selalu ada yang jaga, maka harus gantian antara rekan satu dengan yang lain," tegasnya.

Ia mengatakan, tak hanya aparaturnya, tetapi  institusi pelayanan publik juga perlu dibenahi antara lain dengan mengevaluasi kinerja pelayanan. "Permasalahannya di mana, di aparatnya yang tidak profesional atau memang sistemnya yang didesain berbelit-belit," sergah Yuddy lagi.

20150310 - MenpanRB di Samsat Palembang

Terkait dengan lamanya waktu pelayanan, menurutnya tidak bisa disamaratakan karena masing-masing kota memiliki karakteristik sendiri. "Tentunya yang paling mengetahui adalah daerah sendiri. Jika di KPPT Palembang ini memiliki 200 orang pegawai maka harus ada standar waktu penyelesaian berkas. Jika ditambah seharusnya bisa lebih cepat," ujarnya sambil menambahkan, penting mengajak PNS untuk memahami mengenai bisnis (aktivitas ekonomi). Sebab selama ini PNS pada umumnya cenderung menjadi "birokrat murni".

Diakuinya bahwa selama ini PNS itu tidak didesain menjadi pebisnis, tapi didesain jadi pelayan rakyat. Namun bukan berati mereka tidak paham mengenai bisnis. “Kedepan, cara paling efektif dalam mendorong PNS berkiprah dalam memajukan ekonomi yakni meningkatkan profesionalisme, tidak ada cara lain," ujarnya.

Palembang aman

Saat menyambangi Polda Sumsel, Menteri PANRB juga mengapresiasi kepemimpinan Irjen Pol Iza Fadri, yang menginformasikan bahwa  tingkat kriminalitas di wilayah Sumsel sudah menurun disbanding tahun-tahun sebelumnya. Yuddy optimis bahwa ke depan, wilayah Polda Sumsel akan jauh lebih aman.

"Pak Kapolda memberikan laporan kepada saya bahwa frekuensi kejahatan di Sumsel terus menurun. Situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), mudah-mudahan akan lebih baik lagi," kata Yuddy.

Meski menerima laporan sudah aman, Yuddy mengaku menerima titipan 'oleh-oleh' dari Iza untuk kepentingan meningkatkan wilayah Kamtibmas di Sumsel. Beberapa di antaranya adalah perluasan Samsat Palembang dan sarana-prasarana untuk anggota Polda Sumsel dan jajaran.

Yuddy pun berjanji akan menyampaikan 'oleh-oleh' Iza ini begitu tiba kembali di Jakarta. Diakuinya bahwa dengan anggaran Polri yang terbatas, akan sulit bagi mereka untuk memaksimalkan sarana dan prasarana. Padahal, ini sangat dibutuhkan oleh Polri dalam menjalankan tugasnya sebagai instansi keamanan. “Tentunya ini akan saya sampaikan ke Bapak Presiden maupun Mabes Polri," kata Yuddy.

Selepas dari Polda, Yuddy berkunjunng ke RS Muhamad Husen Palembang, Samsat, serta Badan Kepegawaian Negara (BKN) Kanreg Sumsel. Terakhir, Menteri menengok Studion Jakabaring, sekaligus untuk memastikan kesiapan sarana-prasarana yang ada di stadion guna menyambut Asean Game tahun 2018 mendatang. "Sudah hampir sempurna kesiapannya, namun masih ada beberapa sarana cabang olahraga yang harus diselesaikan, ini lebih keren dari Gelora Bung Karno," pungkasnya. (gin/HUMAS MENPANRB)