Pin It

20231106 KBRI Wellington 1

Tim Kementerian PANRB saat kunjungan kerja ke KBRI Wellington, Selandia Baru, Senin (06/11).

 

WELLINGTON - Upaya mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas dan berdampak tidak hanya ditujukan bagi warga negara Indonesia (WNI) di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Memastikan hal itu, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) meninjau sejumlah layanan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Wellington, Selandia Baru, Senin (06/11).

Dalam kunjungan ini, Plt. Asisten Deputi Standarisasi Pelayanan Publik dan Pelayanan Inklusif Kementerian PANRB Noviana Andrina, beserta perwakilan KBRI Wellington yang diwakili oleh Koordinator Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya Tumpal M.H. Hutagalung, dan Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler Reza Reflusmen, Jr berdiskusi tentang penyelenggaraan pelayanan KBRI yang meliputi pelayanan paspor, pelayanan visa, legalisasi, surat keterangan, dan pelayanan lainnya.

Disampaikan ada beberapa aspek yang harus dipenuhi untuk memberikan pelayanan yang optimal bagi masyarakat. “Untuk menghadirkan pelayanan publik berkualitas dan sesuai harapan masyarakat, penyelenggara pelayanan perlu memenuhi beberapa aspek penting diantaranya aspek kebijakan pelayanan atau standar pelayanan, aspek profesional sumber daya manusia, aspek sarana dan prasarana, aspek sistem informasi pelayanan publik, aspek konsultasi dan pengelolaan pengaduan, dan aspek inovasi pelayanan publik”, ungkap Noviana.

Lebih lanjut Noviana mengingatkan, penyelenggaraan pelayanan juga perlu memperhatikan masyarakat kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, perempuan hamil, penyandang disabilitas, dan korban bencana alam dan bencana sosial. “Ruang pelayanan perlu disesuaikan untuk memberikan kenyamanan aksesibilitas yang penuh bagi setiap warga yang dilayani, seperti adanya ramp (jalur landai), toilet khusus disabilitas, alat bantu mobilitas, dan fasilitas yang mendukung kenyamanan pelayanan bagi setiap warga negara”, imbuhnya.

20231106 KBRI Wellington 4

Sebagai informasi, gedung KBRI Wellington yang sudah berusia kurang lebih 115 tahun tersebut memerlukan beberapa penyesuaian dalam penyediaan sarana dan prasarana yang lebih aksesibel dan ramah kelompok rentan. Namun, perlu dilakukan pemenuhan beberapa persyaratan yang diberikan oleh pihak pemerintah setempat, yaitu Wellington City Council untuk dapat melakukan penyesuaian terhadap bangunan yang merupakan cagar budaya tersebut.

Mengakselerasi hal itu, Noviana menyampaikan bahwa Kementerian PANRB akan mendukung penuh upaya optimalisasi layanan KBRI Wellington, salah satu nya dengan membuat rekomendasi untuk mendorong peningkatan sarana dan prasarana gedung pelayanan KBRI Wellington di Selandia Baru.

Untuk diketahui, KBRI Wellington, yang juga merangkap Samoa, Kerajaan Tonga, Kepulauan Cook, dan Niue, melayani kurang lebih 6.500 WNI. Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Wellington Reza Reflusmen menyampaikan, dalam memberikan pelayanan, KBRI juga melakukan inovasi pelayanan berupa layanan jemput bola dimana layanan tidak hanya dibuka di Kota Wellington, tetapi juga di kota-kota lainnya seperti di Auckland, Christchurch, dan bahkan di Kepulauan Pasifik.

20231106 KBRI Wellington 5

Reza menambahkan, bahwa upaya menghadirkan layanan yang optimal diperlukan dukungan perupa peningkatan kapasitas dan jumlah sumber daya manusia serta peralatanan pelayanan yang memadai. Selain layanan jemput bola, KBRI Wellington juga berupaya mengoptimalkan layanan publik digital yang memungkinkan pelayanan dapat menjangkau warga negara yang berada di seluruh wilayah cakupannya.

Salah satunya dengan SMS Gateway untuk memberikan berbagai informasi yang berkaitan dengan berbagai fungsi pelayanan khususnya terkait perlindungan warga negara Indonesia. SMS Gateway dipandang sebagai salah satu media informasi yang dapat diandalkan dan dapat menjangkau seluruh warga negara di seluruh wilayah cakupan KBRI Wellington.

Melalui SMS Gateway, KBRI Wellington dapat mengirimkan berbagai informasi penting dengan akurat dan terpercaya, seperti informasi lapor diri, survei kepuasan masyarakat, informasi jadwal layanan jemput bola, dan lainnya. “Salah satu inovasi yang dikembangkan dan cukup efektif adalah pemanfaatan SMS Gateway, karena masyarakat disini masih lebih banyak menggunakan media SMS untuk mendapatkan informasi yang tidak bersifat pribadi”, pungkas Reza. (fik/HUMAS MENPANRB)