Plh. Sekretaris Kementerian PANRB Rini Widyantini usai mewawancarai para calon PPT Madya Kementerian PANRB, Rabu (10/02).
JAKARTA – Pencarian Pejabat Pimpinan Tinggi (PPT) di lingkungan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) masih berlanjut. Tak hanya membawa perubahan dengan berbagai gagasan, para calon PPT Madya juga dituntut harus peka terhadap situasi dan perubahan di sekitarnya, khususnya untuk isu reformasi birokrasi.
Hal ini disampaikan oleh Plh. Sekretaris Kementerian PANRB Rini Widyantini. “Kompetensi dasar yang wajib dimiliki JPT Madya itu haruslah mampu berpikir strategis dan sensitif terhadap perubahan yang terjadi, apalagi dalam ranah reformasi birokrasi,” ujarnya usai melakukan tahap wawancara dalam Seleksi Calon PPT Madya di Lingkungan Kementerian PANRB, Rabu (10/02).
Rini mengatakan, sensitivitas tersebut dibutuhkan untuk melihat persoalan yang kerap ada di lingkup kerja Kementerian PANRB. Dengan kepekaan itu, diharapkan para calon PPT Madya dapat berpikir strategis dan menghasilkan gagasan baru guna menyelesaikan permasalahan yang ada.
Dalam seleksi terbuka kali ini, Kementerian PANRB membuka kesempatan bagi non-PNS berpartisipasi untuk melamar pada jabatan Deputi bidang Sumber Daya Manusia Aparatur. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan gagasan baru dalam memperbaiki manajemen SDM, dalam hal ini aparatur sipil negara (ASN), yang menjadi salah satu prioritas kerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Perekrutan non-PNS ini, dipandang Rini sebagai pembaharuan yang sangat baik. “Karena output Kementerian PANRB adalah kebijakan. Jadi kita bisa menyinkronisasikan kebijakan ASN ini dengan yang ada di swasta,” ungkap Rini yang juga menjabat sebagai Deputi Kelembagaan dan Tata Laksana Kementerian PANRB.
Pada tahap wawancara, para calon PPT Madya diberi kesempatan 45 menit untuk memaparkan ide transformasi yang akan diimplementasikannya jika terpilih menjadi JPT Madya nanti. Dari sini, para peserta akan menunjukkan kompetensinya dalam hal teknis, sosio-kultural, dan juga manajerial.
Cara peserta dalam memaparkan dan menjawab pertanyaan dari panitia seleksi akan merepresentasikan apakah mereka adalah orang yang tepat untuk menduduki jabatan yang dilamar. Hal ini berkaitan dengan bagaimana para peserta menyikapi persoalan yang datang dan harus menjawab persoalan tersebut secara cepat dan jitu. “Juga melihat bagaimana mereka mengajukan gagasan agar tidak sekadar untuk wawancara ini, tapi bisa diimplementasikan nantinya,” imbuhnya.
Kompetensi lainnya yang juga diuji dalam wawancara ini adalah keterampilan berbahasa asing. Kemampuan ini nantinya dapat menunjang pejabat saat menjalankan tugas utama dan program-program yang dijalankan, terutama saat melakukan kerja sama dengan negara lain.
Wawancara ini menjadi tahap akhir dalam seleksi terbuka calon PPT Madya Kementerian PANRB. Adanya seleksi ini diharapkan Rini menjadi kesempatan untuk mendapatkan pejabat baru yang memiliki visi yang lebih baik. “Dengan adanya pejabat-pejabat baru, diharapkan dapat memberikan warna baru, perubahan baru, dan visi baru bagi Kementerian PANRB dalam menjalankan visi misi Presiden Joko Widodo, terutama dalam percepatan reformasi birokrasi,” pungkasnya. (nan/HUMAS MENPANRB)