JAKARTA – Papua Barat tercipta sebagai rumah bagi 1.800 spesies ikan, habitat untuk 75 persen karang keras dunia, luas lahan gambut yang signifikan, dan hutan bakau terluas di dunia. Kekayaan alam Papua Barat ini diketahui sebagai ekosistem paling utuh di Indonesia. Menyadari sumber daya penting yang masih dilindungi ini sebagai modal alam, Charlie D. Heatubun memotori kolaborasi berbagai mitra pembangunan untuk pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan di Papua Barat.
Lahan gambut dan hutan bakau merupakan ekosistem dengan cadangan karbon lebih tinggi dari hutan tropis. Cadangan karbon ini penting untuk mengendalikan laju perubahan iklim. Kesadaran akan pentingnya keadaan alam ini jadi salah satu katalisator lahirnya dua peraturan daerah khusus (Perdasus).
Tahun 2019, Papua Barat menjadi provinsi konservasi atau pembangunan berkelanjutan berbasis masyarakat pertama di Indonesia dan di dunia dengan diundangkannya Perdasus No. 10/2019 tentang Pembangunan Berkelanjutan di Provinsi Papua Barat dan Perdasus No. 11/2019 tentang Pengakuan Wilayah dan Masyarakat Adat di Provinsi Papua Barat. Charlie menjadi salah satu tokoh kunci kebijakan penting tersebut.
“Ini merupakan suatu inisiatif sekaligus inovasi, bagaimana untuk melakukan perubahan paradigma kebijakan terutama yang berkaitan dengan pembangunan yang selama ini dikenal lebih banyak mengekstraksi sumber daya alam menuju yang kita kenal dengan lebih konservatif, lebih menuju pada pembangunan yang berkelanjutan,” jelas Charlie.
Dua perdasus ini memiliki dampak yang sangat signifikan bagi Papua Barat. Pada Perdasus No. 10/2019 ditegaskan bahwa minimal 70 persen dari total area ekosistem hutan tropis dan ekosistem esensial lainnya dari daratan harus dilestarikan. Perdasus ini tidak hanya fokus pada pelestarian alam tanah Papua saja, tetapi salah satu niatan luhur untuk mengakui hak dan memastikan kesejahteraan masyarakat adat yang mendiami kawasan hutan Papua dan Papua Barat.
Sementara dalam Perdasus No. 11/2019 mengatur kepemilikan hak wilayah lahan berdasarkan suku yang dilakukan agar tidak terjadi gesekan di tengah-tengah masyarakat. Pemerintah daerah menginginkan masyarakat terlibat aktif menjaga dan mengelola hutan dan laut Papua Barat melalui program pemberdayaan berbasis ekonomi kreatif dan ekowisata.
Terobosan lain dari pria kelahiran Manokwari ini adalah penyelenggaraan Conference on Biodiversity Ecotourism and Creative Economy (ICBE) pada tanggal 7 hingga 10 Oktober 2018 yang dihadiri lebih dari 1.500 orang dari dalam dan luar negeri. ICBE 2018 memperkenalkan konsep dan inisiatif provinsi konservasi sebagai solusi cerdas pembangunan berkelanjutan di tanah Papua secara global.
“Konsep yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pelestarian keanekaragaman hayati, pemanfaatan jasa lingkungan, ekonomi kreatif, dan peningkatan partisipasi masyarakat,” ungkap Charlie, yang kini mengemban jabatan sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Papua Barat.
Laju Honorary Research Associate The Royal Botanic Gardens dalam membangun Papua Barat diapresiasi oleh Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan. Menurutnya, Charlie Heatubun adalah sosok yang memiliki intelektual tinggi dengan segudang pengalaman kerja, baik nasional maupun internasional, untuk memotori pembangunan berkelanjutan. “Prof. Charlie telah membuat terobosan baru untuk Provinsi Papua Barat dengan menyatukan mitra lokal, nasional, maupun internasional dalam menggerakkan inisiatif Papua Barat sebagai provinsi pembangunan berkelanjutan yang pertama di Indonesia dan dunia,” terangnya.
Atas segala langkahnya bagi alam Papua Barat, Charlie juga meraih Piala Adhigana dalam ajang Anugerah ASN 2020 kategori PPT Teladan. Ia juga tak henti mengangkat produk alam Papua ke kancah internasional. Berkolaborasi dengan Yayasan Inisiatif Dagang Hijau, Pemerintah Kabupaten Manokwari Selatan, Pipiltin Cocoa, Koperasi Petani Cokran 'Eiber Suth', ia berhasil membawa coklat ransiki menembus segmen pasar dengan nama Cocoa of Paradise.
Beragam capaian yang ia raih, memotivasinya untuk terus berkarya dan meningkatkan pelayanan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat, terutama bagi tanah leluhurnya. “Yang terpenting semakin termotivasi, semangat, dan berusaha untuk menjadi yang terbaik untuk negara dan melayani masyarakat di Papua Barat,” tutupnya. (rum/HUMAS MENPANRB)