BADUNG - Penyelenggara pelayanan publik harus melayani dengan hati, sepenuh hati, dan dengan hati-hati, serta tidak sesuka hati. Bukan saatnya lagi bermental feodal dan berorientasi pada kekuasaan.
“Kita harus sudah dapat merubah diri dan meninggalkan mentalitas priyayi atau penguasa,” ujar Menetri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Yuddy Chrisnandi dalam arahannya di depan aparatur sipil Negara Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Kamis (04/12).
Dalam kunjungan kerja tersebut Yuddy juga meninjau Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kabupaten Badung, Unit Layanan Pengaduan, dan melakukan penanaman pohon jepun, pohon yang menjadi lambang Kabupaten Badung.
Kabupaten paling kaya di Pulau Dewata ini merupakan salah satu pemda yang melakukan inovasi pelayanan publik. Salah satunya adalah Festival Budaya Pertanian Kabupaten Badung Sebagai Terobosan Inovasi, Promosi, dan Pemasaran Produk Pertanian.
Inovasi ini masuk dalam Top 99 dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik tahun 2013. Tujuannya untuk mengangkat potensi dan keunggulan Badung Utara yang berbasis sektor pertanian, dikemas dalam balutan budaya. Inovasi ini berhasil mempersempit kesenjangan pembangunan wilayah antara Badung Utara yang berbasis pertanian dengan Badung Selatan yang dominan dengan pariwisata.
Lebih lanjujt Menetri Yuddy mengatakan, pengembangan inovasi pelayanan publik harus mengandung karakter efisien dalam pembiayaan, dan, sederhana dalam proses. “Peningkatan kualitas pelayanan publik berbasis inovasi harus memperlihatkan efisiensi tanpa kehilangan efektivitas,” imbuhnya..
Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo, yang mengedepankan efisiensi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan harus menghindari pengeluaran yang tidak perlu yang mengakibatkan pemborosan keuangan negara. “Sudah bukan saatnya lagi, kinerja pemerintahan diukur dari penyerapan anggaran, tetapi harus diukur dari seberapa besar manfaatnya untuk rakyat,” pungkas Yuddy. (rr/HUMAS MENPANRB)