Pin It

 

dwpkempanrb-seminar2014-2
JAKARTA - Berfikir positif dan penuh pertimbangan, tidak ceroboh dan tidak boros akan mempercepat kemampuan membangun kemandirian perempuan. Lebih-lebih bila disertai dengan tekad yang konsisten untuk melakukan aktualisasi diri, membangun rasa percaya diri untuk maju dan keyakinan untuk mampu hidup setara dengan kaum laki-laki sebagai sesama bangsa indonesia.
Demikian dikatakan mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Meutia Hatta Swasono, saat menjadi pembicara dalam seminar Perempuan Dalam Peningkatan Daya Saing Nasional si Era Globalisasi di hotel Sahid, Kamis, (19/06). "Perempuan Indonesia harus mempunyai kemampuan agar bisa mandiri dan meningkatkan pendidikan," ujarnya dalam aeminar yang diselenggarakan oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian PANRB itu. 
Dikatakan, dalam menghadapi kemajuan peradaban dan iptek yang penuh dengan tantangan baru dewasa ini, dan ketika kegiatan rutin kelompok sering tidak cocok lagi untuk menjadi kegiatan keseharian yang umum, maka kemandirian merupakan suatu kebutuhan yang penting bagi masyarakat, termasuk perempuan.
Puteri Wapres RI pertama  ini mengatakan, keberhasilan untuk membangun kemandirian perempuan akan dapat dinilai dari keberhasilan  seorang perempuan yang menentukan arah kehidupannya melalui keputusannya sendiri. Namun keberhasilan itu terjadi tanpa kehilangan jati dirinya, tanpa tekanan dari individu-individu lain atau kelompok tertentu, apalagi tersubordinasi oleh kaum laki-laki atau lingkungan sosial.
Menurut Meutia Hatta, perempuan mandiri umumnya memiliki tingkat kecerdasan untuk mampu mangamati  dan memprediksi berebagai tantangan kehidupan yang akan dihadapinya. "Tingkat kemandirian diukur dari kemampuannya untuk hidup berwibawa, tidak mudah putus asa, tidak mudah menyerah kepada keadaan yang penuh tantangan. Dan tentunya  tetap menjadi dirinya sendiri dengan berpegang kepada nilai-nilai yang membuatnya dihormati sebagai perempuan", jelasnya.
Dengan semangatnya, perempuan putri mantan wakil presiden dan proklamator Indonesia ini memberikan kiat-kiat untuk membangun perempuan mandiri, antara lain harus menanamkan tekad kepada diri sendiri untuk mandiri, jangan menggantungkan sebagian besar dari kehidupannya pada bantuan orang lain.
Meutia mengatakan, kemandirian menuntut kemampuan kita untuk bisa memilah-milah hal yang tak perlu dalam kehidupannya, antara yang bermanfaat dan yang sekedar merupakan pemborosan, karena sifat boros merupakan suatu hambatan besar bagi seorang perempuan untuk mandiri karena mendorong ketergantungan untuk memenuhinya, sehingga sulit berfikiran positif untuk maju ke depan. 
"Jangan lupa, hiduplah sederhana, hidup secukupnya, tidak berlebihan, terutama dalam pemilikan benda-benda peralatan yang pengadaannya menyebabkan dirinya tergantung pada pihak lain sehingga ia tak mampu mandiri,” imbuhnya.
Diingatkan juga kepada setiap perempuan agar mempunyai prinsip, agar perempuan tidak hanya sukses bagi dirinya, namun juga sukses dalam partisipasinya mengisi pembangunan nasional. Karena itu kecintaanya terhadap bangsa dan negara tidak boleh luntur, karena bangsa kita sendirilah yang harus membangun tanah air dan rakyat Indonesia, bukan bangsa lain. Berkenaan dengan itu, perempuan Indonesia yang mandiri tidak boleh kehilangan jati diri dan akar budaya bangsanya. (Gin/HUMAS MENPANRB)