Menteri Asman Abnur mejnadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional 2018 di lapangan parkir Kementerian PANRB, Senin (21/05)
JAKARTA - Peringatan Hari Kebangkitan Nasional, pada 20 Mei harus dimaknai oleh setiap masyarakat Indonesia, untuk dapat mengembangkan diri dan merebut setiap peluang untuk meningkatkan kapasitas diri. Pengembangan kapasitas sumber daya manusia juga harus diletakkan dalam konteks pemerataan dalam pengertian kewilayahan, agar bangsa ini bangkit secara bersama-sama dalam kerangka kebangsaan Indonesia.
“Mengusung tema ‘Pembangunan Sumber Daya Manusia Memperkuat Pondasi Kebangkitan Nasional Indonesia Dalam Era Digital’ dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2018, harus dimaknai dengan upaya upaya penyadaran setiap masyarakat Indonesia, untuk mengembangkan diri,” ujar Menteri PANRB Asman Abnur saat membacakan sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), dalam upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-110, di Kantor Kementerian PANRB, Senin (21/05).
Disampaikan bahwa dahulu perjuangan meraih kemerdekaan dilakukan hanya dengan semangat dalam jiwa dan kesiapan mempertaruhkan nyawa, serta dengan membentuk berbagai perkumpulan. Bersatu merupakan sebuah kata kunci ketika kita ingin menggapai cita-cita yang sangat mulia. Boedi Oetomo menjadi salah satu penanda utama bahwa bangsa Indonesia untuk pertama kali menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan.
Boedi Oetomo memberi contoh bagaimana dengan berkumpul dan berorganisasi tanpa melihat asal-muasal primordial akhirnya bisa mendorong tumbuhnya semangat nasionalisme yang menjadi bahan bakar utama kemerdekaan. Dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana saat itu, organisasi Boedi Oetomi terus menghidup api nasionalisme dalam diri masing-masing.
Menteri Asman mengatakan bahwa bangsa ini punya hampir segala yang dibutuhkan, seharusnya keadaan tersebut dapat menginspirasi bahwa dengan kondisi embrio bangsa seabad lalu yang berada dalam rundungan kepapaan pun, kita telah mampu menghasilkan energi yang dahsyat untuk membawa kepada kejayaan. Terlebih kini, ketika kita jauh lebih siap, tak berkekurangan dalam sumber daya alam dan sumber daya manusia.
“Bercermin dari keberhasilan Boedi Oetomo menggalang ide nasionalisme mulai dengan segelintir orang seabad lalu, maka apa jadinya jika seluruh sumber daya manusia unggul kita saat ini berhimpun dalam ide nasionalisme yang sama, dalam cita-cita untuk kejayaan bangsa yang sama?,” ujarnya.
Menurutnya, kekayaan alam merupakan sumber daya yang terbatas. Butuh segudang prasyarat untuk bisa dieksploitasi, dan selalu ada limit untuk menggenjot pemanfaatannya. Sedangkan sumber daya manusia menyediakan kapasitas dan kapabilitas yang sangat luas untuk dikembangkan. Kebangkitan sumber daya manusia Indonesia secara bersama-sama dan kompak, tanpa terdistraksi oleh godaan-godaan yang kontraproduktif, akan membawa kepada kejayaan bangsa, selain secara otomatis bagi individu-individunya sendiri.
Lebih lanjut disampaikan jika dahulu dengan keterbatasan akses pengetahuan dan informasi, dengan keterbatasan teknologi untuk berkomunikasi, berhimpun dan menyatukan pikiran untuk memperjuangkan kedaulatan bangsa. Sudah seharusnya saat ini kita juga bisa, sepikul berdua, menjaga dunia yang serbadigital ini, agar menjadi wadah yang kondusif bagi perkembangan budi pekerti, yang seimbang dengan pengetahuan dan keterampilan generasi penerus kita semua.
Dalam kesempatan tersebut Menteri PANRB Asman Abnur bertindak sebagai Inspektur Upacara dengan dihadiri seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Kementerian PANRB. (byu/HUMAS MENPAN)