Suasana upacara Peringatan Hari Bela Negara ke-74 di Kementerian PANRB, Kamis (19/12).
JAKARTA – Peringatan Hari Bela Negara ke-74 yang jatuh pada 19 Desember diharapkan menjadi momentum agar setiap warga negara menggelorakan bela negara dengan berkontribusi secara nyata dalam berbagai aspek kehidupan. Presiden Prabowo Subianto menekankan, kontribusi nyata tersebut harus dapat tercermin pada aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, teknologi, pertahanan dan keamanan.
Pesan tersebut disampaikan Staf Ahli Menteri PANRB Bidang Budaya Kerja Kementerian PANRB Abdul Hakim saat membacakan teks amanat Presiden Prabowo. Dikatakan bahwa setiap individu memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Pertahanan negara adalah suatu tujuan nasional bangsa kita. Dan tujuan Republik Indonesia adalah melindungi segenap tumpah darah Indonesia, seluruh keselamatan bangsa, seluruh kekayaan bangsa, dan seluruh masa depan bangsa. Dan itu hanya bisa dijamin oleh pertahanan yang kuat,” ujarnya saat menjadi inspektur Upacara Peringatan Hari Bela Negara ke-74, di Jakarta, Kamis (19/12).
Adapun tahun ini, tema yang diusung yakni “Gelorakan Bela Negara untuk Indonesia Maju.” Dalam konteks bela negara, lanjutnya, terdapat lima nilai dasar bela negara, yakni cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin pada Pancasila, rela berkorban, dan kemampuan awal bela negara. “Hal tersebut menjadi landasan untuk membentuk mental dan fisik yang tangguh,” ungkapnya.
Dalam amanat tersebut juga disampaikan terkait isus-isu yang memengaruhi keamanan internasional. Disampaikan bahwa perkembangan lingkungan strategis dan geopolitik terkini menunjukkan dinamika yang semakin kompleks dan berpotensi membawa dampak signifikan terhadap keamanan global. Ketegangan antar negara, pergeseran aliansi, dan meningkatnya persaingan untuk menguasai sumber daya strategis telah menciptakan ketidakpastian.
Selain itu, isu-isu seperti konflik regional, perang siber dan perubahan iklim juga memengaruhi keamanan internasional. Untuk itu, Presiden meminta antisipasi, penyelarasan, updating kebijakan pertahanan, dan pelaksanaan strategi pertahanan negara yang tepat.
“Hal tersebut untuk menghadapi tantangan-tantangan dalam rangka penerapan Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata),” ungkap Hakim saat membacakan amanat Presiden.
Untuk diketahui, Sishankamrata merupakan strategi pertahanan negara terbaik karena Indonesia memiliki keunggulan jumlah penduduk dan wilayah nusantara yang luas. Dalam konteks tersebut, Kementerian Pertahanan telah melaksanakan program Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN).
Dijelaskan, kegiatan PKBN ini merupakan salah satu upaya dari revolusi mental melalui pembangunan karakter bangsa di lingkup pendidikan, masyarakat dan pekerjaan. Hal tersebut sejalan dengan delapan Asta Cita Kabinet Merah Putih yaitu memperkokoh ideologi Pancasila dan memperkuat pembangunan SDM menuju Indonesia Emas 2045.
Lebih jauh disampaikan, ideologi Pancasila yang tetap kokoh sebagai pedoman dasar setiap warga negara diharapkan mampu menjawab berbagai tantangan situasi global yang penuh ketidakpastian. “Bela negara sebagai perilaku warga negara yang dijiwai nilai dasar bela negara seperti cinta kepada tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, yakin Pancasila sebagai ideologi negara dan memiliki kemampuan awal bela negara,” jelasnya.
Presiden juga menegaskan, tugas bela negara bukan hanya milik Kementerian Pertahanan, TNI dan Polri. Namun merupakan tugas dan kewajiban semua sebagai seluruh komponen bangsa. Dengan semangat bela negara, Presiden yakin bahwa seluruh elemen bangsa mampu menghadapi berbagai macam rintangan dan menggapai cita-cita bangsa.
“Mari kita bersama-sama mempersembahkan dedikasi yang terbaik bagi bangsa sesuai dengan peran dan profesi kita masing-masing,”pungkasnya. (fik/HUMAS MENPANRB)