Suasana Diseminasi Praktik Terbaik Pelayanan Publik, di Provinsi Banten, Selasa (26/11).
BANTEN - Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) tidak henti-hentinya mendorong pemerintah daerah untuk mengoptimalkan pelayanan publik kepada masyarakat, termasuk melalui replikasi inovasi. Kali ini melalui, ajang Diseminasi Praktik Terbaik Pelayanan Publik, pemerintah daerah di Provinsi Banten diminta untuk mempelajari praktik baik yang sudah berjalan dan menjadi sebuah strategi dalam perumusan prospek pelayanan publik ke depan.
Hal ini sejalan dengan arahan Menteri PANRB Rini Widyantini terkait replikasi inovasi. Menteri Rini menegaskan bahwa pemerintah harus menciptakan kebijakan dan infrastruktur yang mendukung inovasi, baik di sektor publik maupun swasta.
Sementara itu Asisten Deputi Transformasi Digital Pelayanan Publik Kementerian PANRB Yanuar Ahmad berharap instansi pemerintah di lingkup Provinsi Banten dapat melakukan replikasi terhadap inovasi layanan yang sejenis. “Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan di sektor publik dengan membagikan contoh praktik yang dapat direplikasi oleh instansi lain, serta mendorong peningkatan efisiensi, transparansi, dan kepuasan masyarakat dalam layanan pemerintahan,” ujar Yanuar dalam Diseminasi Praktik Terbaik Pelayanan Publik, di Provinsi Banten, Selasa (26/11).
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh pembicara yang cukup handal dalam bidangnya. Pembicara pertama adalah perwakilan dari Sinergi Consulting yakni Nugroho Ananto yang menyampaikan materi mengenai Sumbangan Pemikiran Pendekatan Peningkatan Kinerja Pelayanan Publik. Disampaikan, bahwa menurut Undang-Undang No. 20/2023 terkait Aparatur Sipil Negara (ASN), ASN memiliki fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayanan publik, dan pemersatu bangsa. Nugroho memaparkan beberapa karakteristik dasar pelayanan publik hingga matriks penyelenggara pelayanan publik.
Selanjutnya, kegiatan ini juga dihadiri narasumber dari Puskesmas Senen yakni drg. Pungki Andrianti dan Bd. Widyaningsih, yang membawakan materi Cek dan Sadari, inovasi deteksi dini kanker serviks. Dikatakan, sejak 2016-2023 baru beberapa puskesmas yang mengikuti inovasi.
Dikatakan, inovasi ini termasuk hal sederhana namun terpikirkan inovasinya oleh Puskesmas Pasar Senen. Hal itu merupakan salah satu inovasi pelayanan publik yang mengarah pada inklusif.
"Inovasi tersebut perlu direplikasi dan scaling up agar bisa diterapkan diseluruh puskesmas. Kebutuhan sarana dan prasarana bisa diusahakan yang diutamakan adalah kemauan," ungkapnya.
Sebagai penutup, kegiatan ini juga diisi oleh narasumber dari Kementerian Ketenagakerjaan yakni Wahyu Suprapti. Wahyu menegaskan, untuk membuat sebuah inovasi, penyelenggara pelayanan publik harus berfikir krisitis. “Dalam pelayanan publik kita harus menganalisis apa permasalahan sosial yang ada. Lalu kembangkan solusinya. Inovasi tidak hanya harus tentang pembaruan, tapi juga bisa perbaikan,” pungkasnya. (fik/tgr/HUMAS MENPANRB)