Presentasi dan wawancara Pemantauan dan Keberlanjutan Replikasi Inovasi (PKRI) 2024 hari kedua secara virtual, Senin (15/07).
JAKARTA – Presentasi dan wawancara Pemantauan dan Keberlanjutan Replikasi Inovasi (PKRI) 2024 memasuki hari kedua. Sebanyak 33 inovasi unjuk gigi pada proses wawancara dan presentasi keberlanjutan maupun replikasinya dihadapan Tim Penilai Independen (TPI) secara virtual, Senin (15/07).
Plt. Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdul Hakim menyampaikan melalui presentasi dan wawancara ini para TPI akan menggali lebih dalam mengenai inovasi yang telah dijalankan oleh instansi pemerintah. “TPI akan melakukan penilaian dan pendalaman materi akan inovasi yang merupakan keberlanjutan maupun replikasi dari inovasi yang telah ada sebelumnya,” jelas Hakim.
Hakim menyampaikan bahwa sesi presentasi dan wawancara PKRI ini terbagi menjadi tiga kelompok penilaian. Kelompok tersebut adalah kelompok instansi pembina, kelompok keberlanjutan, serta kelompok replikasi.
Inovasi dari Kepolisian Negara RI (Polri) yang diimplementasikan oleh Polresta Malang menjadi salah satu inovasi dari kelompok pertama yang unjuk kebolehan dihadapan TPI. Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Imam Sugianto bersama Kapolresta Malang Kombespol Budi Hermanto menjelaskan terkait inovasi Panic Button On Hand.
Inovasi yang digagas sejak 2016 ini merupakan sarana panggilan serta pengaduan masyarakat yang membutuhkan bantuan polisi dan telah mengalami peningkatan hingga saat ini. Sejak 2022, inovasi ini dikembangkan menjadi aplikasi Jogo Malang Presisi yang menintegrasikan dan memperluas layanan, bukan hanya dari kepolisian saja, namun juga dengan 15 instansi serta 9 rumah sakit, jelas Budi Hermanto.
Lebih lanjut dikatakan Budi Hermanto bahwa layanan ini bisa diakses 24 jam tanpa biaya yang memudahkan masyarakat Kota Malang dalam menerima layanan dari berbagai aspek kebutuhan hanya lewat telepon genggam. Inovasi ini memiliki panduan untuk melayani masyarakat secara cepat hanya dalam lima menit setelah pengaduan masuk sehingga memutus mata rantai birokrasi. Dijelaskan juga bahwa Jogo Malang Presisi mampu meningkatkan keamanan di Kota Malang yang berdampak pada peningkatan investasi, meningkatnya jumlah lapangan kerja, hingga menurunnya angka kemiskinan di Kota Malang.
Salah satu inovasi dari kelompok kedua adalah Tumbas atau Transaksi Produk Unggulan Mojokerto Berkualitas dari Kabupaten Mojokerto. Tumbas sebagai marketplace dapat diakses melalui tumbas.mojokertokab.go.id memenuhi kebutuhan pelaku usaha sebagai regenerasi proses bisnis dan menjadi etalase bagi produk industri kecil dan menengah (IKM) untuk memperluas jangkauan pasar.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Mojokerto M. Iwan Abdillah menyampaikan strategi keberlanjutan Tumbas adalah dengan melakukan Pengusaha Keren, sarana pembinaan, fasilitasi standardisasi, dan legalitas kepada pengusaha untuk kelayakan produk yang ditawarkan dan keamanan transaksi. Selain itu, juga terdapat Info Harga yang memanfaatkan early warning system untuk memantau dan mengendalikan harga bahan pokok.
Sejak kemunculannya pada masa pandemi Covid-19, Tumbas telah melakukan berbagai pengembangan, diantaranya Operasi Pasar Online, Cash on Delivery, Gratis Ongkos Kirim hingga kerja sama dengan kurir logistik untuk pengiriman instan ke seluruh pelosok desa dan kelurahan di Kab. Mojokerto. Kehadiran Tumbas berdampak pada pengendalian inflasi yang terus turun di Kab. Mojokerto hingga menyentuh angka 0,12 persen, dibandingkan pada Juni 2023 di angka 2,53 persen, jelas Iwan.
Selanjutnya dari kelompok ketiga, terdapat inovasi dari Badan Pelaksanan Jaminan Kesehatan Sosial, Dinas Kesehatan D.I Yogyakarta dengan inovasi Jaminan Kesehatan Khusus Penyandang Disabilitas Terpadu. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi D.I Yogyakarta drg. Pembajun Setyaningastutie menyampaikan inovasi ini muncul untuk mempermudah akses pelayanan dan meningkatkan kualitas pelayanan bagi disabilitas di wilayah Provinsi D.I Yogyakarta. Inovasi Jamkesus Terpadu ini meliputi pelayanan kesehatan dasar, rujukan, rehabilitatif dan alat bantu, hingga pembiayaan jaminan, pendampingan, mobilisasi, informasi edukasi, dan rehabilitasi vokasi.
Lebih lanjut Pembajun mengatakan bahwa sejak diimulai tahun 2015, Jamkesus Terpadu kini tetap berjalan dengan memanfaatkan kolaborasi pentahelix lintas sektor. Inovasi ini juga dikembangkan dengan menambah berbagai layanan, seperti posbindu disabiitas, skrining Torch, layanan homecare, hingga vaksinasi Covid-19 di era pandemi lalu. Jamkesus Terpadu juga sudah terintegrasi dengan aplikasi SI-PEMIKAT untuk memudahkan akses layanan.
Jamkesus Terpadu juga diperkuat dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh Gubernur D.I Yogyakarta serta telah direplikasi di kabupaten dan kota yang ada di Provinsi D.I Yogyakarta. Inovasi ini telah memberikan dampak melalui peningkatan layanan kesehatan penyandang disabilitas. Lebih lanjut menurut Pembajun sejak 2015 hingga saat ini, tercatat penerima manfaat Jamkesus Terpadi sebanyak 7.610 orang. Hal ini disebabkan oleh akses pelayanan yang lebih mudah, dekat, cepat, dan beragam sehingga memudahkan penyandang disabilitas di Yogyakarta dalam menerima layanan kesehatan. (ald/HUMAS MENPANRB)