SURAKARTA – Keraton Kasunanan Surakarta Jawa Tengah, menyambut datangnya Laitul Qadar dengan tradisi ritual Selikuran pada minggu malam atau tepatnya pada malam ke-21 di bulan Ramadhan, (28/07/2013).
Selikuran sudah ada sejak abad ke-17, dimasa Raja Pakubuwono II. Diawali kirab para prajurit, para abdi dalem dan keluarga keraton. Mereka berjalan kaki dari Keraton Kasunan Surakarta menuju Masjid Agung yang berjarak kira-kira 500 meter dengan membawa 1000 tumpeng yang ditandu serta 1000 hiasan berbentuk bulan yang diterangi lampu didalamnya sebagai pertanda datangnya malam 1000 bulan, yaitu malam yang mempunyai makna sebagaimana dijelaskan pada Surat Al-Qadr Ayat 97 dalam Al Qur'an yang digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan, dan juga sebagai malam diturunkannya Al Qur'an.
Sesampainya di pendopo Masjid Agung Solo, tumpeng yang ditaruh dalam tandu didoakan oleh Tokoh Agama setempat sebelum dibagikan kepada warga sekitarnya. Hadir dalam acara tradisi selikuran, Raja Ngahabehi beserta isteri dan salah satu puterinya. Diyakini dalam penyelenggaran selikuran setiap tahunnya di bulan ramadhan, dapat mendatangkan berkah dikemudian hari. (ian)