Pin It

20160915_Replikasi_Inovasi.jpeg

Training of Facilitator (TOF) Replikasi Inovasi Pelayanan Publik di Jakarta, Kamis (15/09). (Foto : twi)

 

JAKARTA – Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) terus melakukan percepatan peningkatan replikasi inovasi pelayanan publik. Deputi Pelayanan Publik Diah Natalisa mengatakan, pihaknya akan menggelar Forum Nasional Replikasi Inovasi Pelayanan Publik di Bandung, 26-27 Oktober 2016.

Hal tersebut dikatakan Diah dalam acara Training of Facilitator (TOF) Replikasi Inovasi Pelayanan Publik di Jakarta, Kamis (15/09). Acara tersebut dihadiri oleh Ms. Doris Becker sebagai programme director transformasi Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit  (GIZ) dari Jerman, para Asdep Pelayanan Publik, serta para pejabat Kedeputian Pelayanan Publik.

Acara ini diselenggarakan untuk merealisasikan aspek transfer pengetahuan agar bisa menjadi fasilitator yang baik dalam mereplikasi inovasi pelayanan publik. ”Acara ini sangat penting, ini merupakan amanah langsung dari Presiden Joko Widodo kepada Menteri PANRB, bahwa kita harus fokus pada pelayanan publik,” ujar Diah.

Menurut Diah, Forum Nasional Replikasi Inovasi Pelayanan Publik ini sangat diperlukan oleh para calon fasilitator, yang terdiri dari para pejabat di Kedeputian Pelayanan Publik. Dalam TOF itu antara lain disampaikan materi tentang manfaat replikasi inovasi pelayanan publik, pengembangan inovasi pelayanan publik melalui transfer program, pengenalan konsep 8 langkah transfer inovasi pelayanan publik.

Disampaikan juga jenis-jenis transfer knowledge yang dapat dilakukan, diantaranya transfer aplikasi, keterampilan dan teknologi, secara substansi, transfer dan pertukaran ide-ide serta solusi.  Secara manajerial, juga disampaikan proses/sistem manajemen atau rangkaian proses pembuatan keputusan dan pengalokasian sumber daya yang dapat ditransfer dan disesuaikan.

Dalam kesempatan yang sama, juga dilakukan simulasi untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kelemahan inovasi pelayanan publik yang telah dilakukan,  masing-masing kelompok simulasi mempresentasikan hasilnya dan berdiskusi bagaimana cara menghadapi kelemahan serta mempertahan kelebihan yang sudah didapat.

Asdep Perumusan Kebijakan dan Pengelolaan Sistem Informasi Pelayanan Publik Muhammad Imanuddin mengatakan, dalam replikasi inovasi pelayanan publik harus mau berbagi pengetahuan dan membangun kapasitas mengenai praktek-praktek baik. “Replikasi inovasi ini harus kontinyu, meningkat dan berkelanjutan. Saat ini hanya ada satu kata, bagaimana inovasi pelayanan publik bisa dilembagakan ke lembaga lain,” ujarnya. (twi/HUMAS MENPANRB)