JAKARTA – Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono melakukan pidato kenegaraan, dalam rangka memperingati HUT RI ke-68 Proklamasi Kemerdekaan RI, pada sidang bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Gedung Nusantara DPR/MPR RI, Jumat (16/08).
Presiden SBY mengatakan, negara dan pemerintah akan terus melanjutkan apa yang menjadi prioritas dan agenda utama. Contohnya di bidang pencegahan dan pemberantasan korupsi, pencegahan dan penanggulangan terorisme, dan berbagai kejahatan trans-nasional, serta upaya untuk mengatasi dampak perubahan iklim dan penyelamatan lingkungan. “Kita terus melakukan pencegahan dan pemberantasan korupsi bagi terciptanya Indonesia yang makin bersih,” ujarnya.
Dalam upaya tersebut, Presiden terus mendorong institusi penegak hukum, baik Kepolisian, Kejaksaan, maupun KPK, untuk terus melakukan langkah-langkah yang efektif dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi tanpa tebang pilih.
Dalam pidatonya, Presiden mengajak peserta sidang untuk merenungkan perjalanan reformasi yang telah berlangsung selama 15 tahun. Proses ini telah dimulai sejak Pemerintahan Presiden Habibie, yang dilanjutkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden Megawati dan terus berlangsung hingga saat ini.
Dikatakan, Indonesia juga telah melewati era transisi demokrasi. Sejumlah tantangan dan ujian telah dilalui. “Banyak yang telah kita capai, namun tidak sedikit pula pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan. Konsolidasi demokrasi semakin kita tingkatkan melalui penguatan sistem, kelembagaan, dan budaya demokrasi,” ungkapnya.
Alhamdulillah, lanjut SBY, demokrasi semakin tumbuh dan mekar. Hal ini ditandai, antara lain dengan makin berfungsinya checks and balances antar cabang kekuasaan negara, terlaksananya desentralisasi dan otonomi daerah, terselenggaranya pemilihan umum secara berkala, damai, fair dan demokratis, serta terbangunnya kelengkapan lembaga negara, yang menjamin kehidupan demokrasi dan tata kelola pemerintahan yang lebih baik.
Menurut Presiden, sesungguhnya, apa yang telah dilakukan dewasa ini tidak sebatas reformasi, tetapi sebuah transformasi. Oleh karena itu, perubahan yang kita kelola merupakan sebuah proses yang mendasar, melibatkan peran aktif berbagai aktor penyelenggara negara, masyarakat, dan termasuk pula komunitas dunia usaha.
Misalnya, Indeks Pembangunan Manusia telah berhasil kita tingkatkan secara signifikan. Indikatorny antara lain, angka partisipasi pendidikan dasar, menengah dan tinggi menunjukkan realisasi yang menggembirakan. Selain itu, angka harapan hidup terus meningkat, bahkan optimis akan mampu mencapai sasaran pada 2014. Tingkat kematian bayi dan tingkat kematian ibu melahirkan terus menurun. “Bahkan kita menjadi contoh keberhasilan sebuah negara, yang mampu menurunkan secara signifikan penderita tuberkolosis, baik melalui pendeteksian dini maupun pengobatannya,” tambahnya.
Presiden juga mengiyakan kemampuan untuk meningkatkan produktivitas nasional telah menunjukkan hasil yang nyata. Hal ini tercermin pada peningkatan pendapatan per kapita, sekaligus menjelaskan semakin membesarnya jumlah kelas menengah di tanah air. Tahun 2004, Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita sebesar 1.177 dolar Amerika. Pada tahun 2009 berhasil kita tingkatkan menjadi 2.299 dolar Amerika. Angka ini terus meningkat, dan mencapai 3.592 dolar Amerika pada tahun lalu. “Dengan usaha dan kerja keras bersama, insya Allah pada akhir tahun 2014, PDB per kapita kita akan mendekati 5.000 dolar Amerika,” imbuhnya.
Saat ini, Indonesia merupakan negara berpendapatan menengah dengan tingkat kemiskinan yang secara bertahap berhasil kita turunkan. Penduduk miskin turun dari 16,66 persen pada 2004, menjadi 11,37 persen pada Maret 2013. Tingkat pengangguran terbuka juga dapat diturunkan dari 9,86 persen, pada 2004 menjadi 5,92 persen pada Februari 2013. Meskipun masih terdapat banyak hal yang perlu terus kita perbaiki, berkurangnya penduduk miskin, dan menurunnya tingkat pengangguran di Indonesia, merupakan bukti penting keberhasilan pembangunan nasional yang dilakukan bersama.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden SBY juga menyampaikan berbagai kebijakan dan program kerja pemerintah terkait dengan pengentasan kemiskinan, yang merupakan salah satu prioritas dan kebijakan utama pemerintah. Komitmen ini ditunjukkan melalui serangkaian program Pro Rakyat, yang dijabarkan ke dalam sejumlah program perlindungan sosial seperti; bantuan beras miskin, program keluarga harapan, bantuan operasional sekolah, jaminan kesehatan masyarakat, bantuan siswa miskin, dan bantuan untuk lanjut usia dan cacat. (bby/HUMAS MENPANRB)