JAKARTA – Benar saja, tes CPNS dengan sistem computer assisted test (CAT) sangat transparan, dan hasilnya dapat langsung diketahui peserta. Setelah menyelesaikan 100 soal di ruang Sriwijaya lantai 2 Kementerian PANRB, peserta langsung turun ke ruang Serbaguna di lantai dasar. Mereka langsung mengamati layar yang terpasang di ruangan tersebut, untuk melihat skor hasil ujiannya.
Tidak tampak wajah-wajah yang sedih meski hasil ujiannya kurang memuaskan, atau teriakan-teriakan gembira karena nilainya tinggi. Hampir semua tampak senyum, karena untuk pertama kalinya menjalani tes CPNS yang hasilnya langsung bisa dilihat. “Meskipun nilai saya tidak maksimal, tapi tes ini mampu mewujudkan keragu-raguan dan stigma masyarakat, bahwa tes CPNS selalu diwarnai kongkalingkong,” ujar Fitria Diah Sari, alumnus FISIP UI jurusan Administrasi Negara. Dia mengaku kurang persiapan, sehingga hasilnya kurang maksimal, meski sudah lebih dari 300.
Hal senada dikatakan Novan, Sarjana Administrasi Negara dari Universitas Airlangga Surabaya, yang meraih nilai 352. Dia mengaku pernah mencoba simulasi CAT dalam arena job fair di Surabaya. “Waktu itu nilai saya hanya 250. Mungkin karena saya grogi, dan suasananya ramai sekali,” ujarnya.
Berbekal pengalaman mengikuti simulasi itu, ditambah dengan persiapan lebih matang, Novan yang diantar Romy, bapaknya, merasa optimis bisa diterima di Kementerian PANRB. Selain di sini, dia juga mendaftar di Pemprov Jawa Timur, yang tesnya juga akan menggunakan sistem CAT. “Meskipun demikian, semuanya kami serahkan kepada Allah SWT,” ucap sang ayah yang mengaku sehari-hari berdagang pakaian keliling.
Sementara itu Jafan yang meraih skor 379, (tertinggi untuk sesi ketiga), dan mendapatkan hadiah kaos dari Sekretaris Kementerian PANRB Tasdik Kinanto menyatakan bahwa dengan sistem CAT akan menghindari KKN. “Semua sangat transparan, mulai dari registrasi, saat menunggu waktu ujian, saat ujian, sampai pengumuman, semua sudah terstruktur dan sangat transparan,” ujarnya.
Menurut alumnus Universitas Lampung (Unila) ini, kalau semua berjalan transparan seperti ini, maka selsksi CPNS ini dipastikan terhindar dari praktik-praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Sebagai informasi, skor tertinggi dari tes CPNS mencapai 383.
Apa yang disampaikan Jafan dan beberapa peserta tes CPNS Kementerian PANRB, tentunya meningkatkan semangat pemerintah, yang tengah berupaya sekuat tenaga untuk menciptakan seleksi CPNS yang bersih, obyektif, transparan, bebas dari KKN, dan tanpa dipungut biaya.
Sekretaris Kementerian PANRB Tasdik menegaskan, pihaknya all out untuk mewujudkan reformasi dalam seleksi CPNS agar bisa menghasilkan CPNS dari putera-puteri terbaik bangsa. “Sistem CAT ini hanya bagian dari upaya ke arah sana, dan masih banyak upaya lain yang terus kami lakukan,” ujarnya.
Tasdik menambahkan, tidak menutup kemungkinan ada pihak-pihak yang tengah mencoba mengakali sistem ini. Namun Kementerian PANRB tidak sendirian, karena setiap tahapan dari pelaksanaan tes ini diawasi oleh seluruh lapisan masyarakat. Untuk audit teknologi dilakukan BPPT, sementara audit pelaksanaan seleksinya dilakukan oleh BPKP. Untuk pengamanan soft copy soal, pihak Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) bertanggungjawab penuh. Sedangkan Polisi mengawasi fisik soal, sejak dari hulu sampai hilir.
Di luar itu, ada Ombudsman RI, KPK, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang dikoordinir Indonesia Corruption Watch (ICW) selalu melakukan pengawasan. Dengan sinergi seluruh elemen masyarakat itu, diharapkan tidak ada lagi kasus-kasus penipuan, percaloan dalam selsksi CPNS, tambahnya. (ags/HUMAS MENPANRB)