JAKARTA – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Yuddy Chrisnandi mengatakan, nilai-nilai sumpah pemuda sangat relevan dengan reformasi birokrasi. Nilai-nilai dimaksud diantaranya semangat nasionalisme, cinta tanah air, rela berkorban, dan gotong royong.
Demikian dikatakan Kang Yuddy (sapaan akrabnya) saat menjadi inspektur upacara pada peringatan Hari Sumpah Pemuda di Kementerian PANRB, Selasa tanggal 28 Oktober 2014. “Pada hari bersejarah ini saya memperoleh kesempatan pertama kalinya untuk bertemu dengan saudara, sekaligus bertindak sebagai inspektur upacara dalam kapasitas saya sebagai menteri,” ujarnya.
Dikatakan lebih lanjut, dari sejarah sumpah pemuda dapat diambil nilai-nilai yang relevan, dengan konsisi bangsa kita saat ini, khususnya dalam mebangun aparatur negara dan reformasi birokrasi. Menurut Menteri, nilai-nilai luhur yang relevan dengan instansi kementerian itu antara lain cinta bangsa dan tanah air. Dalam peristiwa sumpah pemuda ada ikrar satu tanah air, satu bangsa dan satu bahsa sebagai perwujudan rasa cinta bangsa dan tanah air.
“Cinta terhadap bangsa dan tanah air artinya kita berbuat sesuatu yang baik demi kemajuan bangsa Indoensia. Dalam konteks reformasi birokrasi, kita seharusnya merasa sedih jika bangsa ini tidak mengalami keamajuan dalam memenangkan perang terhadap korupsi , kolusi dan nepotisme. Memiliki pemerinatahan yang tidak efisien dan efektif tentu amat sangat menyedihkan,” tegas Yuddy.
Pria kelahiran Bandung 29 Mei 1968 ini juga menyitir peribahasa yang berbunyi bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Menurutnya, nilai ini tetap relevan dalam kondisi saat ini. Sebagai aparatur negara, lanjutnya, pegawai negeri mutlak harus memliki semangat gotong royong dan konsisten dalam berkinerja sehingga dapat memberikan kontribusi dalam mewujudkan bangsa yang beradaulat, bermartabat , khususnya dalam pergaulan dunia internasional.
Nilai kerelaan berkorban yang digaungkan dalam sumpah pemuda, seharusnya diaktualisasikan dalam uapaya kita untuk mencapai sasaran reformasi birokrasi, yaitu terwujudnya pemerintahan yang bersih, bebas KKN, meningkatnya kapasitas akuntabilitas kinerja, meningkatnya kualitas pelayanan publik, serta mengutamakan pelayanan publik.
Dalam waktu sumpah pemuda, para pemuda tidak mementingkan daerah atau golongannya masing masing, suku bangsa atau perbedaan lainya. Yang mereka pikirkan adalah bagaimana seluruh bangsa Indonesia tidak terpecah, terus bersatu padu , untuk mengusir penjaajh demi mencapai kemerdekaan. “Mengutamnakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi, golongan, kelompok sangat relevan dengan semangat pembangunan nasional kita, khusunya dalam mewujudkan birokrasi yang bersih kompeten, akuntabel dan melayani,” imbuh Kang Yuddy.
Menteri mengharapkan agar aparatur negara menajdikan moment peringatan sumpah pemuda ini untuk intropeksi diri, sampai sejauh mana kita telah mengahyati nilai-niali luhur sumpah pemudah itu dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagai aparatur engara. “Secara khusus Presiden Jokowi telah meningatkan kepada kita semua dalam pidato pelantikannya tentang perlunya untuk bergotong royong, kerja..kerja, dan kerjaa.....,” imbuhnya. (gin/HUMAS MENPANRB)