SURABAYA - Bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan, 10 November 2014, Pemkot Surabaya meluncurkan Kios Pelayanan Publik. Sebanyak 203 anjungan pelayanan online tersebar di seluruh kelurahan, kecamatan dan Puskesmas.
Anjungan Pelayanan Publik itu dilengkapi dengan layar touchscreen, keyboard, scanner dan printer, dilengkapi dengan penjelasan dalam bahasa Jawa dan bahasa Madura. Melalui kios tersebut, warga Surabaya dapat memperoleh layanan secara online sehingga tak perlu mendatangi loket dinas terkait.
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini ketika me-launching Kios Pelayanan Publik mengatakan, inovasi terbaru Pemkot Surabaya ini terdiri dari tiga menu utama dengan peruntukan yang berbeda. Tiga menu tersebut yakni Surabaya Single Window (SSW) khusus untuk perizinan, lalu e-Health untuk layanan kesehatan dan e-Lampid (layanan akta kelahiran-kematian-pindah-datang) untuk administrasi kependudukan.
“Ini teman-teman (SKPD Pemkot Surabaya) yang ciptakan. Kita buat kreasi sendiri dan ternyata bisa. Ini akan sangat memudahkan warga Surabaya. Saya kira, di Indonesia, kita yang pertama kali,” tegas Walikota Tri Rismaharini di Balai Kota Surabaya, Senin (10/11).
Walikota perempuan pertama di Kota Surabaya ini menjelaskan, kelahiran e-Health dilatarbelakangi adanya keprihatinan karena seringkali menyaksikan antrean panjang di rumah sakit. Dengan e-Health, warga dapat melakukan pendaftaran secara online sehingga meminimalisir antrian di loket.
Prosedur pendaftarannya, pasien penduduk Kota Surabaya datang ke Puskesmas dengan membawa e-KTP, apabila pasien datanya belum tersimpan (berupa RFID). Pasien memberikan e-KTP kepada petugas untuk dilakukan penyimpanan data, data akan muncul dan petugas cukup mengarahkan pada poli yang dituju.
Pada kunjungan berikutnya pasien cukup menempelkan e-KTP pada RFID dan system akan otomatis melakukan pencarian. Pasien penduduk Kota Surabaya datang tanpa membawa e-KTP, menyebutkan nama atau nama dan tanggal lahir atau nama dan alamat, petugas melakukan pencarian data dan penyimpanan dan mengarahkan langsung pada poli yang dituju. Untuk pasien yang datanya sudah ada di Puskesmas , dapat dilakukan edit data untuk melengkapi data pasien tersebut dengan data kependudukan.
Dikatakan walikota, selama ini, alurnya adalah pasien yang berobat dari Puskemas kemudian dirujuk dan didaftar di rumah sakit, pihak rumah sakit kemudian mengirim pasien tersebut ke ruang poli. Bila seperti itu, maka antreannya dua kali. “Itu kan lama. Ini tidak lagi. Dari Puskesmas tidak perlu lagi ke umum, langsung ke poli. Jadi yang sudah masuk di Puskesmas bukan pasien baru lagi, dia sudah pasien lama. Data dari Puskemas bisa dikirim ke poli masing-masing di rumah sakit. Di poli, data sudah ada karena dikirim dari Puskesmas. Jadi pasien dapat nomor antrean di sini (kios pelayanan) nggak perlu nunggu di rumah sakit,” jelas walikota.
Sementara melalui e-Lampid, warga dapat melakukan pencatatan sipil sehingga tidak perlu mengantri panjang di loket Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Cukup dengan mengakses anjungan Kios Pelayanan Publik, warga dapat melakukan pengurusan administrasi kelahiran, kematian, pindah dan datang. “Kalau buat akta, ndak perlu datang ke kantor Dispendukcapil karena bisa daftar lewat online. Waktunya juga cepat, tiga hari,” sebut walikota.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya, Antiek Sugiharti menambahkan, kios pelayanan publik dapat diakses di ratusan titik di wilayah Surabaya seperti di kantor kelurahan , kantor kecamatan, Puskesmas dan kantor SKPD Pemkot. Total ada 203 kios pelayanan yang akan kita berikan ke seluruh kelurahan, kecamatan dan beberapa Puskesmas. Warga bisa daftar layanan kesehatan dan Lampid serta perizinan.”Warga yang memiliki jaringan internet, bisa akses di rumah, kalau yang tidak punya, bisa memanfaatkan kios layanan ini,” ujar Antiek Sugioharti.
Sebelum meluncurkan program kios pelayanan publik, Walikota Tri Rismaharini juga launching broadband learning center (BLC) di 10 lokasi. Walikota lantas melakukan video conference dengan ibu-ibu yang tengah beraktivitas di BLC Kupang Gunung dan BLC Karang Pilang.
Ibu-ibu tersebut mengisahkan pengalaman pertama mereka ‘berkawan’ dengan komputer dan mengenal internet. Mereka juga berkisah perihal hobi mereka yakni berdagang secara online dengan mempromosikan produk-produk hasil UKM via online. “Kami menyampaikan terima kasih kepada Bu Risma atas perhatian dan kepeduliannya kepada kami,” ujar salah seorang ibu.
BLC Karang Pilang berlokasi di kantor kecamatan. Sementara BLC Karang Gunung merupakan salah satu tindakan konkret Pemkot Surabaya dalam mengalihfungsikan lokalisasi Dolly yang di kawasan Putat Jaya.
BLC Karang Gunung berada di bekas bangunan wisma Barbara. “Itu nanti untuk enam lantai. Selain BLC, nantinya juga untuk Paud, ibu-ibu senam dan juga Balai RW. Ada lift nya juga. Kalau gedung siap, kita isi perpustakaan,” ujar walikota.
Sebelumnya, walikota bersama jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Kota Surabaya, veteran pejuang, SKPD Pemkot Surabaya melakukan upcara peringatan hari Pahlawan di halaman Taman Surya.
Nuansa peringatan Hari Pahlawan sangat terasa karena semua hadirin yang hadir mengenakan seragam perjuangan. Seusai upcara peringatan Hari Pahlawan yang bertema “Pahlawanku Idolaku”, Walikota secara simbolis meresmikan sentra wisata kuliner di Gunung Anyar, Siwalankerto, Krembangan, Pegirian, Semolo Waru dan Manukan Lor. Walikota juga menyerahkan penghargaan kepada warga berprestasi yang telah berjasa dalam pembangunan Kota Surabaya. (pr/ags/HUMAS MENPANRB)