BOGOR - Tahun 2013 merupakan tahun penegakan integritas di Kementerian PANRB yang dimotori oleh agen perubahan sebagai garda terdepan. Berbagai komponen penegakkan integritas juga sudah disiapkan, mulai dari struktur, instrumen, dan prosedur.
“Untuk itu kita tidak perlu menunggu orang lain, apakah telah melaksanakan integritas atau belum,” ujar Wakil Menteri PANRB Eko Prasojo pada acara pelatihan manajemen integritas bagi pegawai Kementerian PANRB, di Bogor (27/02).
Sebagai instansi yang menangani reformasi birokrasi, lanjut Wamen, Kementerian PANRB dituntut menjadi role model bagi instansi pemerintah lainnya, sehingga dapat berdiri paling depan di dalam penegakan integritas.
Guru Besar UI ini mengingatkan, perlunya dibuat rencana konkret dalam penegakan integritas. “Gali permasalahan yang ada di dalam organisasi, apa saja faktor penghambatnya, dan cari solusinya”, ujar Eko Prasojo.
Ditambahkan, kepemimpinan memang merupakan faktor penting dalam memberikan teladan. Tetapi dengan komitmen kuat dan kebersamaan, penegakan integritas pasti akan berhasil.
Wamen mengakui, budaya sungkan dalam birokrasi sangat susah dihilangkan. Dampaknya kurang baik dalam penegakan integritas guna mendukung reformasi birokrasi. Karena itu budaya ewuh pakewuh itu harus dihilangkan. “Pimpinan sudah terbuka untuk menerima kritik dan saran. Kantor saya terbuka 24 jam untuk menerima keluhan dan masukan,” tegasnya .
Sekretaris Kementerian PANRB Tasdik Kinanto dalam dialog dengan peserta diklat manajemen integritas, mengemukakan perbaikan akan terus kita lakukan. Kedepan, segera dilakukan penilaian prestasi kinerja individu pegawai. Hasilnya harus terukur sehingga berkeadilan dalam memberikan tunjangan kinerja. “Siapa yang berkinerja tinggi, itu yang akan menerima tunjangan kinerja yang lebih besar”, ujarnya. (swd/HUMAS MENPANRB)