Pin It

Archandra tahar dan keluarga

Archandra Tahar bersama isteri dan kedua puterinya

JAKARTA – Mungkin di benak Arcandra Tahar tidak pernah terpikirkan, bahwa mantan Menteri akan mendapat Tunjangan Hari Tua (THT) dan gaji pensiun. Apalagi sebelumnya pria ini merupakan seorang profesional yang mendapatkan remunerasi yang tinggi di negara Adi Kuasa, Amerika Serikat, dibanding dengan THT dan pensiunan Menteri di Indonesia.

Namun kasus pencopotan Archandra sebagai Menteri ESDM   yang belum genap  sebulan menjadi menarik. Apakah Archandra juga mendapatkan hak seperti halnya Menteri lainnya yang terkena reshuffle ?

Kepala Divisi Layanan PT Taspen (Persero) Tobing Halomoan mengatakan, pemberian THT dan pensiun Menteri ditentukan oleh Presiden. "Kalau pensiun, Taspen hanya mengikuti pemberi SK pensiun yaitu Presiden. Kalau negara memberikan pensiun kepada Menteri maka Taspen sebagai operator pemberi uang pensiun akan mengikuti," kata Tobing Halomoan ketika dihubungi, Kamis (18/08).
Tobing menjelaskan, pada dasarnya, seorang mantan menteri akan mendapat THT  jika yang bersangkutan pernah memberikan iuran melalui gaji pokoknya. Namun, jika iuran belum diberikan maka Taspen tidak bisa memberikan THT.

Pasalnya, pada dasarnya THT adalah pengembalian iuran. Kalau sudah pernah masuk gaji pertama, maka kami bisa memberikan THT. Tetapi kalau belum memberikan iuran maka tidak ada yang bisa dikembalikan. "Kami kembalikan iurannya 3,25% x gaji pokok," kata Tobing.

Sedangkan untuk pensiun Menteri, berdasarkan Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1980 tentang Hak Keuangan/Administratif Menteri Negara dan Bekas Menteri Negara Serta Janda/Dudanya dijelaskan besarnya pensiun pokok sebulan adalah 1% (satu persen) dari dasar pensiun untuk tiap-tiap satu bulan masa jabatan. Besarnya pensiun pokok sekurang-kurangnya 6% (enam persen) dan sebanyak-banyaknya 75% (tujuh puluh lima persen) dari dasar pensiun.  

Namun pihak Taspen tergantung dari keputusan pembuat SK, yaitu Presiden. “Semuanya tergantung dari pembuat SK," imbuh Tobing.

Sebelumnya, Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Yuddy Chrisnandi membenarkan telah menerima Tunjangan Hari Tua (THT) dari PT Taspen. Meskipun nominalnya tidak besar, yaitu Rp 5,3 juta, namun dia mensyukuri THT yang disebutnya dengan istilah pesangon itu. "Saya bersyukur mendapatkan THT yang diberikan negara melalui PT Taspen. Nilanya memang tidak besar tapi saya lihat dari sisi perhatian pemerintah kepada setiap orang yang sudah membaktikan tenaga, pikiran, serta sumbangsihnya terhadap negara," kata Yuddy yang dihubungi via telpon, Senin (15/08).

Secara terpisah, Manajer Humas PT Taspen Rachmat Sujana mengatakan, pihaknya telah membayarkan (THT) kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Periode 2014-2016 Yuddy Chrisnandi. Selain itu, masih ada THT beberapa pejabat yang belum diserahkan, antara lain kepada Ferry Mursidan Baldan dan beberapa Menteri Kabinet Kerja yang terkena Reshuffle jilid II.

THT tersebut merupakan penghargaan dari pemerintah atas jasa bagi seseorang yang pernah menduduki jabatan tertentu,  seperti halnya Yuddy yang pernah memimpin Kementerian PANRB. “THT diberikannya hanya sekali ketika seseorang selesai menjabat tetapi kalau pensiun akan diberikan setiap bulan.  PT Taspen sudah membayar THT kepada Pak Yuddy Rabu pekan lalu," ujarnya.

Rachmat mengatakan, THT berbeda dengan uang pensiun yang diterima oleh pejabat negara setiap bulan.  Baik THT maupun uang pensiun, masing-masing ada rumusannya. "Kalau THT itu perhitungannya gaji yang diterima dikalikan premi yaitu 3,2 persen," katanya.

Rachmat menambahkan, selain pernah menjabat sebagai Menteri, Yuddy pernah menjabat sebagai anggota DPR. Karena itu, pria kelahiran Bandung tanggal 29 mei 1968 itu mendapat pennsiun dua, yaitu pensiun sebagai anggota legislatif dan sebagai pejabat negara.

Yuddy Chrisnandi yang pernah menjabat sebagai Menteri PANRB selama 21 bulan, Kini kembali mengabdikan diri ke kampus. “Sebagai Guru Besar, hari ini saya sedang menguji Promosi Doktor Sufiyati HS di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Yuddy juga menyampaikan harapannya untuk Menteri PANRB yang baru Asman Abnur agar melanjutkan program reformasi birokrasi nasional yang sudah dicanangkan. "Harapan saya, agar beliau bisa lebih baik dari menteri-menteri sebelumnya dalam memimpin Kementerian PANRB" pungkas Yuddy.  (ns/HUMAS MENPANRB)