JAKARTA, KOMPAS - Mengembalikan sistem administrasi pemerintahan berbasis teknologi informasi dan komunikasi sejak tahun 2008, kota Pekalongan meraih rekos dunia dalam aplikasi Open Source Software, yaitu 18 aplikasi.
Plakat rekor duniadari Musen Rekor-Dunia Indoenesia (MURI) untuk Kota Pekalongan diserahkan Ketua Yayasan Muri Jaya Suprana kepada Wali Kota Pekalongan Mohammad Basyir Ahmad, pekaln lalu, di Pekalongan.
Basyir Ahmad menjelaskan, penerimaan Open Source Software (OSS) di pemerintahannya sejak tahun 2008 di
pemerintahannya sejak tahun 2008 merupakan bagian dari program e-groverment gelombang I yang berakhir 2012 Ada 18 aplikasi OSS untuk 2-groverment yang dihasilkan, antara lain untuk sistem informasi kependudukan seperti keterangan kependudukan, pelaporan beras untuk orang miskin, dan jaminana kesehatan daerah. Tahun depan diperkenalkan aplikasi akutansi berbasis OSS untuk keuangan.
Tahun ini hingga 2015, Pekalongan melaksanakan e-goverment gelombang II.
Kota Pekalongan termasuk paling berhasil menerapkan OSS untuk e-goverment sejak deklarasi Gerakan IgOS, Juni 2004, oleh lima kementerian terkait anatara laint Kementerian RIset dan Teknologi serta Kementerian Komunikasi dan Iformatika. dengan menerapkan OSS, Pemkot dapat menghemat anggaran RP. 32 miliar, diantaranya karena meniadakan biaya lisensi piranti lunak, mengatasi gangguan virus, hilangnya data, dan kesalahan sistem.
I Wayan Budiastra, Staf Ahli Bidang TIK dan Transportasi Kementerian Ristek, yaitu dihubungi secara terpisah, minggu (6/10), mengatakan, Pekalongan berhasil menerapkan dan mengembangankan OSS untuk e-goverment karena komintmen pemerintahnya, adanya akadeimisi yang mengawal OSS, serta kesederhanaan masarakat akan pentingnya menghargai HKI dan mengharamkan pembajakan hak cipta, hingga melahirkan inovasi.
"Pemkot Pekalongan dpat menumbuhkan industri kreatif berbasis OSS, seperti animasi Game, dan desain batik, "Katanya. Industri kreatif berbasis OSS di Indonesia tumbuh dan memiliki 2 persen pangsa pasar dunia.
Basyir Ahmad Menambahkan , gerakan IGOS akan berlanjut dengan mengembangkan jaringan internet hingga ke tingkat RW. dengan jaringan itu, penyampaian informasi dan komunikasi terkait administrasi pemerintahan terselengara tanpa kertas (paperless goverment).(YUN).
Sumber: Kompas, Hal: 12