Pin It

JAKARTA – Mulai Januari 2014 pemerintah akan menerapkan penilaian prestasi kinerja PNS berdasarkan PP Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian

Prestasi Kerja Pegawai. Karena itu, seluruh kementerian/lembaga (K/L) yang telah melaksanakan reformasi birokrasi diharuskan melakukan uji coba

pada tahun ini, sehingga pada 2014 nanti semua sasaran kerja pegawai (SKP) sudah berjalan dengan baik.
 
Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (WamenPAN-RB) Eko Prasojo mengatakan, penilaian pegawai dalam PP 46/2011

meliputi dua dimensi, yaitu penetapan kinerja dan disiplin pegawai, sehingga lebih adil, obyektif, transparan, akuntabel dan terukur. “Tidak

seperti DP3 yang lebih banyak pada unsur subyektifitas pimpinan terhadap bawahannya,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (30/3).

Penilaian dimulai dari penetapan, pelaksanaan dan evaluasi kinerja yang dilakukan PNS secara individual. Langkah ini sangat penting, dalam

reformasi SDM aparatur, yang merupakan pengungkit terbesar reformasi birokrasi. “Reformasi sumber daya aparatur ini merupakan faktor terbesar

dalam reformasi birokrasi secara keseluruhan,” kata Eko.

Guru besar ilmu politik di Universitas Indonesia itu juga meminta seluruh K/L, khususnya yang telah melaksakan reformasi birokrsi dan

mendapatkan tunjangan kinerja, untuk melakukan uji coba tahun 2013 ini. Dengan demikian, pada  2014 semua SKP sudah berjalan baik, dan

pemerintah bisa mengukur setiap kinerja masing-masing pegawai.

Ditambahkannya, penilaian mengacu kepada indikator organisasi, sehingga penilaian ini pada akhirnya mampu menjawab kinerja organisasi. Di

lingkungan  KemenPAN-RB, lanjutnya,  penilaian prestasi kerja pegawai dimulai tanggal 1  April 2013.

“Kami harap kementerian lain yang belum menerapkan, agar memulainya. Lebih dari itu,  hal ini sedapat mungkin dijadikan program prioritas semua

K/L terutama yang telah melakukan reformasi birokrasi,” ujarnya.

Ditambahkan, agar pelaksanaan penilaian tersebut efektif paling tidak ada tiga syarat utama, yakni komitmen pimpinan, budaya kinerja, serta

manajemen kinerja itu sendiri. (Esy/jpnn)

Sumber : http://www.jpnn.com/


Cetak   E-mail