JAKARTA – Pasien hemodialisa diharuskan membatasi jumlah cairan yang masuk setiap harinya untuk mengurangi penumpukan, namun seringkali pasien tidak memperhatikan jumlah cairan yang dikonsumsi setiap harinya. Untuk mengatasi hal ini, RSUD Dr. Moewardi menciptakan Singa Lahir atau Aplikasi Pengaturan Jumlah Cairan.
“Singa Lahir dapat membantu pasien untuk menentukan batasan jumlah cairan yang dibolehkan dalam tubuh, mencatat konsumsi cairan tubuh, hingga mendapatkan peringatan mengenai batasan cairan yang dikonsumsi, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan usia harapan hidup bagi pasien hemodialisa,” jelas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat sesi Presentasi dan Wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2020, beberapa waktu lalu.
Jika pasien hemodialisa mengonsumsi terlalu banyak, maka cairan akan tertahan dalam tubuh dan menyebabkan peningkatan berat badan atau Instradyalitic Weight Gain (IDWG), pembengkakan tubuh, dan sesak nafas. Hal ini dikarenakan penurunan fungsi ginjal yang menyebabkan urin tidak dapat diproduksi secara optimal.
Ganjar menjelaskan bahwa melalui aplikasi yang dapat diunduh di play store ini, pasien dapat mencatat konsumsi cairan dimanapun dan kapanpun ketika mengonsumsi cairan. Singa Lahir juga membantu untuk menyimpan data konsumsi cairan pasien dengan baik, sehingga rekapan data tidak mudah hilang.
Sebelumnya, data dari sampel pada Maret 2019 menunjukkan bahwa rata-rata IDWG dari pasien hemodialisa adalah 2,39 kilogram, dimana 94,4 persen pasien mengalami bengkak dan 38,89 persen sesak nafas. Hal ini sangat jauh dari standar IDWG dimana pasien seharusnya berada diantara 0,5-1 kilogram, tidak mengalami pembengkakan dan juga sesak napas.
Dengan Singa Lahir, rumah sakit yang berada di Kota Surakarta ini dapat menurunkan IDWG dari pasien hemodialisa yang menjadi sampel. Setelah dapat mengelola cairan yang dikonsumsi berkat bantuan dari aplikasi ini, maka IDWG pasien menjadi 1,25 kilogram dengan pembengkakan menjadi 50 persen dan sesak napas turun drastis menjadi 5,56 persen.
Singa Lahir menjadi aplikasi pertama di Indonesia untuk membantu pasien hemodialisa dalam penghitungan jumlah cairan yang dikonsumsi. Di RSUD Dr. Moewardi sendiri, aplikasi ini telah digunakan oleh 207 pasien atau sebesar 98,57 persen dari total pasien hemodialisa. Bukan saja mengenai pencatatan konsumsi cairan, aplikasi ini juga berisikan informasi yang mengedukasi pasien tentang pentingnya pengendalian cairan yang dikonsumi.
Bagi pasien hemodialisa yang diharuskan mencuci darah seumur hidup, aplikasi ini sangat membantu untuk mengurangi tingkat stres tinggi karena pasien dapat menjaga kepatuhan pasien dalam konsumsi cairan. Dengan demikian, Singa Lahir dapat mengurangi beban keluarga untuk memonitor pasien dan juga meningkatkan efisiensi anggaran rumah sakit dalam merawat pasien hemodialisa.
“Dengan banyaknya manfaat dari aplikasi ini, Singa Lahir sebagai program pembatasan cairan dapat digunakan oleh semua pasien hemodialisa di seluruh Indonesia untuk membantu hidup mereka,” pungkas Ganjar. (ald/HUMAS MENPANRB)