JAKARTA – Sayuran adalah salah satu bahan pangan yang dibutuhkan guna memenuhi kebutuhan nutrisi harian masyarakat. Namun budidaya tanaman sayuran di Pamekasan oleh petani belum maksimal. Tercatat, jumlah produksi tanaman sayuran, khususnya bayam, kangkung, dan sawi/petsai ini hanya memberikan kontribusi terhadap produksi sayuran Jawa Timur sebesar 0,12 persen.
Untuk mendorong kontribusi masyarakat terhadap budi daya tanaman sayur, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Pamekasan membangun sebuah inovasi yang diberi nama Es Selasih atau Edukasi Sayuran Sehat Lahirkan Generasi Hebat. Es Selasih merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan cara mengedukasi untuk menanam sayuran sendiri menggunakan media botol plastik melalui teknik hidroponik.
“Agar masyarakat mau berpartisipasi, strategi awal kami adalah masyarakat menukarkan botol plastik 1,5 liter sebanyak tiga botol ditukarkan dengan dua bibit sayuran yang akan mereka tanam,” ujar Bupati Pamekasan Baddrut Tamam, saat mempresentasikan inovasi ini pada Presentasi dan Wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tahun 2020, secara virtual beberapa waktu lalu.
Inovasi Es Selasih tidak hanya mengajak masyarakat untuk menanam sayuran yang berdampak pada terpenuhinya kebutuhan sehari-hari, tetapi juga membawa sejumlah keuntungan. Keuntungan pertama adalah pelestarian lingkungan. Dijelaskan bahwa dalam proses penerapan inovasi Es Selasih, masyarakat diajarkan membuat instalasi hidroponik dengan menggunakan barang bekas di sekitar rumah.
Menurut Baddrut, dampak pelaksanaan inovasi Es Selasih dapat dirasakan secara nyata. Masyarakat menanam sayuran sendiri di lahan pekarangan rumahnya, botol plastik yang menjadi sampah rumah tangga dapat dimanfaatkan, terpenuhinya sayuran berkulitas bebas pestisida sebagai pemenuhan gizi keluarga, dan pengeluaran rumah tangga berupa pembelian sayuran dapat berkurang.
“Dengan diimplentasikannya program ini, masyarakat dapat mengurangi biaya konsumsi harian rata-rata 10 ribu per hari atau 300 ribu per bulan per keluarga,” imbuhnya.
Tidak hanya di Kabupaten Pamekasan, inovasi Es Selasih memiliki potensi untuk diterapkan pada daerah lain, karena menanam teknik hidroponik telah banyak dilakukan di tempat lain. Pemerintah Kabupaten Pamekasan juga berkomitmen untuk mendorong pengembangan dan eksistensi inovasi ini di daerahnya.
“Kita akan serius dengan inovasi ini agar menjadi bagian dari upaya pemenuhan kebutuhan ekonomi dengan memanfaatkan lahan yang minimal untuk bisa melahirkan atau mendorong daya beli masyarakat,” tutupnya. (rum/HUMAS MENPANRB)