Pin It

20221202 Anak Anak di Pengungsian Gempa Cianjur Kembali Bersekolah

 

Jakarta, InfoPublik - Anak-anak pengungsian terpusat di Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, kembali mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) setelah lebih dari sepekan terhenti karena sekolah mereka roboh akibat gempa bumi M5.6 di Cianjur, Jawa Barat.

Kendati masih dalam kondisi serba terbatas, namun antusias anak-anak untuk belajar sangat tinggi pada Jumat (2/12/2022).

Asa dan semangat anak-anak seakan terpancar dari wajah yang berseri-seri terlihat dari tenda darurat yang didirikan di lapangan bola basket SMP Negeri 1 Cugenang.

Dari balik tenda berukuran tak kurang dari 6x10 meter, sorak-sorai anak-anak pun bak memecah lara, mengubah duka menjadi suka.

Satu demi satu, mereka berebut kesempatan menjawab pertanyaan dari guru pendamping.

Tak ragu, mereka bahkan turut ambil bagian untuk maju ke depan saat diberi kesempatan untuk bernyanyi dan memperagakan bagaimana cuci tangan yang benar.

Kehadiran tenda belajar itu menjadi pelita harapan bagi anak-anak. Kepercayaan diri mereka bangkit dan seakan menolak untuk larut dalam kesedihan.

Heni, warga RT 03 RW 2, Kampung Cariu, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, yang mengantarkan anaknya untuk ikut belajar dan bermain menuturkan bahwa sebelum ikut sekolah darurat, anaknya sering terlihat jenuh dan melamun di rumah.

Wanita 35 tahun itu kemudian mengajak anaknya untuk ikut kembali belajar agar tidak ketinggalan pelajaran dan tidak jenuh di rumah.

Sejak satu hari mengikuti belajar di tenda darurat, anaknya kembali ceria.

“Saya antar anak ke sini biar nggak ketinggalan pelajaran, biar tidak jenuh di rumah, biar tidak melamun. Kalau di sini kan banyak teman-temannya dan belajar sambil bermain bersama,” kata Heni.

Siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar ini mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Sebelum memulai belajar, para siswa melaksanakan senam pagi untuk menjaga kebugaran selama kurang lebih 10 menit.

Setelah itu, para siswa akan diberikan materi pelajaran sesuai jenjang pendidikan.

Untuk siswa TK, mereka akan diberi kesempatan untuk bermain sambil belajar. Mewarnai gambar menjadi pelajaran favorit mereka.

Untuk usia SD, mereka diberikan materi pelajaran sesuai tingkatannya seperti berhitung, menulis kata dan kalimat hingga cerdas tangkas.

Sedangkan siswa SMP, pelajaran seperti mengarang cerita pendek, ilmu agama, ilmu pengetahuan umum diberikan secara bergantian.

Sekolah dibuka mulai pukul 08.00 sampai 10.00 WIB.

Untuk sore hari hingga petang, mereka mengikuti sekolah agama Islam di tenda pengungsian yang dilanjutkan sampai salat berjamaah bersama.

Foto: dok. BNPB