Pin It

20221229 Berita lintas instansi

 

Jakarta, InfoPublik  Survey yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT), Pusat penelitian dan pengembangan Kementerian Agama (Puslitbang Kemenag), Kajian Terorisme Universitas Indonesia (UI), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), The Centre for Indonesian Crisis Strategic Resolution (CICSR), Nasaruddin Umar Office, The Nusa Institute, Daulat Bangsa, dan Alvara Research Institute mencatat, Indeks Potensi Radikalisme pada 2022 sebesar 10 persen atau turun 2,2 persen, dari 12,2 persen pada 2020.

“Partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat di Indonesia memberikan pengaruh positif terhadap proses Penanggulangan Terorisme di Indonesia,” ujar Kepala BNPT Boy Rafli Amar dalam Konferensi Pers Akhir Tahun BNPT 2022 pada Rabu (28/12/2022).

Kepala BNPT mengatakan, hasil Indeks Potensi Radikalisme ini tak lepas dari komitmen BNPT sebagai sektor terdepan (leading sector) penanggulangan terorisme di Indonesia dalam melawan paham dan aksi terorisme sesuai mandat Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2018.

Untuk mewujudkan komitmen itu, pada 2022 BNPT menghadirkan konsep Pentahelix atau kerja sama multipihak sebagai strategi besar (grand strategy) penanggulangan terorisme nasional.

“Survei ini menemukan Indeks Potensi Radikalisme lebih tinggi pada wanita, generasi muda dan mereka yang aktif di internet,” imbuh Boy Rafli.

Sementara itu, Kepala BNPT mengatakan, Indeks Risiko Terorisme 2022 terdiri atas dimensi target dan dimensi pasokan (supply) pelaku, dengan hasil penilaian melampaui target yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

“Indeks dimensi target di 2022 berada di angka 51,54. Angka ini lebih rendah dari yang ditetapkan RPJMN sebesar 54,26,” ungkap dia.

Lebih lanjut Kepala BNPT mengatakan, indeks dimensi supply pelaku berada di angka 29,48. Angka ini lebih rendah dari yang ditetapkan RPJMN sebesar 38,00.

Dalam hal ini, kata dia, semakin kecil angka indeks maka risiko terorisme menjadi semakin rendah, yang menunjukkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi paham maupun aksi terorisme. 

“Dalam mencapai hasil indeks tersebut, sepanjang tahun 2022, BNPT RI telah membentuk FKPT dan Duta Damai Dunia Maya di Provinsi Papua dan Papua Barat. Dengan hadirnya FKPT dan Duta Damai di kedua provinsi tersebut, kini FKPT genap hadir di 34 provinsi dan Duta Damai Dunia Maya di 18 provinsi,” pungkas Boy Rafli.

Foto: Biro Perencanaan, Hukum dan Humas BNPT