DENPASAR - Semua pengrajin harus memiliki sertifikasi kompetensi, untuk menghadapi MEA serta mendukung visi misi Walikota Denpasar yakni sebagai kota kompetensi berdaya saing. Untuk mencapai semua itu Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kota Denpasar (Dekranasda) telah melakukan monitoring dan pembinaan kepada para pengrajin sesuai dengan tujuan di bentuknya Dekranasda yakni sebagai wadah berhimpunnya segenap pamangku kepentingan seni kerajinan di Indonesia. Demikian disampaikan Ketua Dekranasda Kota Denpasar Ny. Selly Dharmawijaya Mantra saat Talkshow di RPKD Kota Denpasar Kantor Walikota Denpasar, Selasa (1/3) dalam rangka memperingati HUT Dekranasda.
Ny. Selly Mantra juga mengatakan, untuk menghadapi MEA dan membangkitkan para pengerajin pada tahun 2016 Dekranasda memiliki beberapa program kegiatan. Program kegiatan yang akan dilaksanakan adalah mengikuti Inacraft di Jakarta, Pameran Pembangunan dan even-even lainnya. ‘’Sedangkan untuk pameran ini Inacraft dalam rangka HUT Dekranasda,’’ ungkap Selly Mantra .
Untuk meningkatkan dan membangkitkan ekonomi masyarakat Deskranasda Kota Denpasar kembali melaksanakan pemilihan Duta Endek. Yang berfungsi mempromosikan dan menginformasikan kain ikat endek. Karena endek selain untuk upacara keagamaan juga bisa digunakan pada acara formal maupun non formal.
Sedangkan untuk program kegiatan yang telah dilaksanakan Dekranasda Kota Denpasar adalah monitoring atau pembinaan kepada pengrajin di empat kecamatan se-Kota Denpasar. Pembinaan tersebut dilakukan langsung kelapangan yang telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November lalu. Dalam pembinaan sehari dilakukan sebanyak tiga hingga empat lokasi atau pengrajin.
Dalam pembinaan tersebut pihaknya menyampaikan cara meningkatkan daya saing para pengrajin, melalui peningkatan kualitas, disain, kemasan dan sebagainya. Selain pembinaan pihaknya juga menggali potensi-potensi kerajinan yang baru untuk diarahkan pada produk yang siap dipromosikan. Setelah monitoring pihaknya juga melakukan evaluasi agar menemukan kekurangan para pengrajin. Selain itu pihaknya juga melakukan seleksi serta mengajak untuk mengikuti pameran-pameran daerah yang dilaksanakan setiap tahun.
Untuk meningkatkan sumber daya alam pihaknya juga melakukan pelatihan terhadap penenun endek. Mengingat generasi muda belum banyak yang tertarik untuk menjadi penenun. Namun sebagai penenun itu Ny. Selly Mantra mengatakan sangat berpeluang untuk kedepannya. ‘’Untuk itu kami mengumpulkan generasi muda dan anak-anak putus sekolah dan diberikan pelatihan menenun endek. Dengan demikian generasi muda mencintai pekerjaan sebagai penenun,’’ ujarnya.
Menenun membutuhkan konsentrasi sehingga dari 15 yang mengikuti pelatihan, yang benar jadi atau bisa hanya 2 orang. Namun pihaknya mengaku tidak menyerah karena ia mengetahui menenun itu sesuai dengan minat dan kemampuan seseorang. Untuk menghadapi MEA Ny. Selly Mantra mengimbau agar para pengrajin peka dan jeli terhadap ketentuan-ketentuan yang dipersyaratkan. Sehingga tidak merugikan pengrajin itu sendiri. (HUMAS MENPANRB)