Pin It

20251031 Indonesia Tawarkan Potensi Karbon Berintegritas Tinggi di COP30 Brasil

Staf Ahli Menteri LH Bidang Sumber Daya Pangan, SDA, Energi, dan Mutu Lingkungan, Laksmi Widyajayanti, dalam Media Briefing Climate Change Conference (COP30/CMP20/CMA7 UNFCCC): Dari Indonesia untuk Dunia Solusi Global dan Aksi Nyata Indonesia di COP30, di Hotel Intercontinental Jakarta Selatan, pada Rabu (29/10/2025). (Foto: Amiri Yandi/KPM Kemkomdigi)

 

Jakarta, InfoPublik – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup (KemenLH) akan menampilkan potensi besar pasar karbon nasional dalam Paviliun Indonesia di Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP30) yang akan digelar di Belem, Brasil, pada 10–21 November 2025. Paviliun ini mengusung tema “Accelerating Substantial Action of Net Zero Achievement for Indonesia by Integrity Carbon.”

Staf Ahli Menteri LH Bidang Sumber Daya Pangan, SDA, Energi, dan Mutu Lingkungan, Laksmi Widyajayanti, menjelaskan bahwa Paviliun Indonesia tahun ini difokuskan untuk memperkenalkan potensi karbon nasional yang memiliki kualitas tinggi atau high integrity carbon kepada pasar global.

“Harapannya, melalui Paviliun Indonesia kita dapat mulai mempromosikan potensi-potensi karbon nasional yang berkualitas tinggi. Ini penting agar Indonesia dipercaya dalam perdagangan global dan mampu mengembangkan pasar karbon yang kredibel,” ujar Laksmi dalam Media Briefing Climate Change Conference (COP30/CMP20/CMA7 UNFCCC): Dari Indonesia untuk Dunia Solusi Global dan Aksi Nyata Indonesia di COP30, di Hotel Intercontinental Jakarta Selatan, pada Rabu (29/10/2025).

Menurut Laksmi, promosi karbon berintegritas tinggi menjadi langkah strategis untuk menarik investasi dan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara penghasil kredit karbon yang terpercaya. Melalui pendekatan berbasis integritas, proyek-proyek karbon Indonesia diharapkan memenuhi standar lingkungan dan sosial internasional, serta memberikan manfaat langsung bagi masyarakat di tingkat tapak.

Dalam Paviliun Indonesia, KLHK menyiapkan empat subtema utama yang akan menguatkan promosi potensi karbon tersebut, yakni:

  1. Climate Finance, yang menyoroti skema pembiayaan dan modalitas perdagangan karbon.
  2. Nature, yang menampilkan peran alam dalam mitigasi emisi melalui climate resilience.
  3. Technology, yang memperkenalkan inovasi teknologi rendah karbon.
  4. Implementation, yang menunjukkan praktik aksi nyata di lapangan.

Sebagai inovasi baru, Paviliun Indonesia akan menghadirkan Seller Meet Buyer (SMB), yakni forum bisnis harian yang mempertemukan pengembang proyek karbon Indonesia dengan calon pembeli internasional. “Kegiatan SMB ini akan berlangsung setiap hari mulai 11 November (2025), berdurasi sekitar 1,5 jam pada waktu prime time. Ini kesempatan kita untuk memperlihatkan langsung proyek-proyek karbon potensial yang bisa ditransaksikan,” jelas Laksmi.

Selain sesi pertemuan bisnis, Paviliun juga akan menampilkan Digital Exhibition yang menyoroti data dan performa IDX Carbon, platform perdagangan karbon nasional yang dikelola oleh Bursa Efek Indonesia. Pameran ini diharapkan memperkuat transparansi dan kredibilitas sistem perdagangan karbon Indonesia di mata dunia.

Kepala Biro Humas KemenLH, Yulia Suryanti, menambahkan bahwa keikutsertaan Indonesia di COP30 tidak hanya bersifat simbolis, tetapi juga strategis dalam konteks diplomasi lingkungan global. “Brasil sebagai presidensi COP30 melanjutkan inisiatif sebelumnya, sementara Indonesia hadir dengan solusi konkret dan peluang kerja sama. Melalui Paviliun Indonesia, kita membuka ruang kolaborasi bagi pihak-pihak yang ingin berinvestasi pada proyek karbon berintegritas tinggi,” ujar Yulia.

Selama 11 hari pelaksanaan (libur pada 16 November), Paviliun Indonesia akan menampilkan sekitar 55 sesi diskusi, pameran, dan pertemuan bisnis, termasuk Indonesia Real Session yang diharapkan dihadiri sejumlah menteri serta mitra dari negara-negara sahabat.

Melalui forum ini, Indonesia menegaskan komitmennya untuk berperan aktif dalam upaya global menekan emisi gas rumah kaca dan mencapai target net zero emission. “Paviliun Indonesia menjadi etalase bagi dunia untuk melihat bahwa kita siap, mampu, dan berkomitmen memimpin aksi iklim berbasis integritas,” tutup Laksmi. (*)