DENPASAR - Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra sangat memperhatikan perkembangan anak-anak. Seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemkot Denpasar diperintahkan membuat kegiatan bagi anak-anak dalam mengisi hari libur sekolah, sebagai antisipasi dalam menangkal pengaruh negatif di era globalisasi.
Berbagai kegiatanpun dilaksanakan mulai dari pelatihan seni dan budaya, sampai pelatihan jurnalistik. Ribuan peserta tampak mengikuti pelatihan pelatihan seni, diantaranya mekendang, nyuling, rebab, megender sampai pada pelatihan tabuh.
Ide kreatif Walikota Denpasar ini ternyata mendapat sambutan antusias dari orang tua murid. Terlebih, saat ini masyarakat di Ibukota Provinsi Bali itu masih diwarnai dengan dengan suasana duka, pasca kasus Angeline.
“Kegiatan berbagai pelatihan yang diberikan Pemkot Depasar untuk mengisi hari libur sangat positif sekali,” ujar Ketut Sarda yang ditemui saat mengantar anaknya ikut pelatihan mekendang di Dinas Kebudayaan, Kamis (18/6).
Menurutnya, hal ini menandakan Pemkot Denpasar sangat peka terhadap perkembangan jaman dan pengaruh negatif yang selalu mengintai anak-anak yang nantinya menjadi tunas bangsa. “Kalau tidak ada kegiatan pelatihan semacam ini mungkin anak-anak lebih senang berkumpul di jalan-jalan, bahkan ada yang track-trackan,” imbuh Ketut Sarda.
Nyoman Sudarmayasa, anak kelas VI SD yang mengikuti pelatihan menabuh sangat senang sekali. Selain mengisi waktu libur untuk mendapatkan pengetahuan juga dapat berkumpul dengan teman-teman sebaya dengan melakukan hal positif.
Pelatih tabuh dari Dinas Kebudayaan Kota Denpasar Made Nuada ditemui sela-sela memberikan pelatihan mengatakan, pada intinya berbagai pelatihan yang disediakan dalam mengisi liburan pada anak-anak sekolah untuk menghidarkan anak-anak dari pengaruh negatif juga sebagai ajang pelestarian budaya.
Dengan diberikan pelatihan secara geratis tampak anak-anak dan orang tua murid sangat antusias. “Untuk pelatihan tabuh aja jumlah peserta sebanyak 14 barung. Setiap barung terdiri dari 28 siswa,” paparnya. Dari 14 barung, terdapat satu barung yang semua penabuhnya anak perempuan.
Melalui pelatihan ini, selain mencari bibit penabuh yang akan diseleksi untuk tampil di lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung pada bulan Juli mendatang, juga untuk menanamkan seni budaya itu sendiri. Untuk kelanjutanya meninimal mereka bisa melakukannya di banjar masing-masing karena sudah mengetahui bagaiman tata cara menabuh yang benar. (gst/swd/HUMAS MENPANRB)