Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) pembangunan sumber daya manusia (SDM) di bidang IT dengan Executive Vice President PT Telkom VI Regional Kalimantan, Djoko Rahardjo, di Kantor Plasa Telkom, Jakarta, Kamis (26/5).
JAKARTA - Sebagai upaya pengembangan sumber daya manusia di bidang IT, Gubernur Kalimantan Utara, Dr H Irianto Lambrie menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Telkom tbk, Kamis (26/5).
Gubernur berniat untuk menjadikan provinsi bungsu di Indonesia ini melek digital. Untuk itu, sudah dialokasikan dana melalui anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Kaltara untuk membangun enam menara baru dalam rangka memperkuat jaringan di Kaltara. “Untuk Bulungan akan dibangun 4 menara tower yakni di Muara Bulungan, Tanjung Selor, Desa Tanah Kuning dan Desa Long Telenjau. Sedangkan di Nunukan akan dibangun di Kecamatan Lumbis Ogong dan Krayan Selatan,” kata Irianto.
Disamping itu, pihaknya juga mengusulkan pembangunan menara melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) ke Kementerian Kominfo untuk membantu memperkuat sinyal. Namun pembangunan menara ini akan disesuaikan dengam kebutuhan masyarakat. Setelah penandatanganan MoU ini, akan segera dianggarkan ke apbd kaltara.
Untuk itu dinasi terkait, dapat melakukan konsultasi secara teknis kepada Telkom. Jangan sampai penandatanganan mou tersebut hanya menjadi acara seremonial. "Harus bekerja cepat, jangan hanya menjadi acara seremonial saja," ujar Irianto.
Menurutnya, pertumbuhan Teknologi Informasi dapat berdampak pada percepatan proses pembangunan. Salah satunya adalah konsep smart city yang menggunakan sarana TIK untuk mempercepat akslerasi pembangunan. Untuk memenuhi kebutuhan itu, memerlukan sarana telekomunikasi.
Dia berharap, kerjasama yang dilakukan punya rencama kongkrit dan realistis tiap tahunnya. Karena, komitmen telkom harus lebih baik untuk kaltara. “Harusnya hal itu dilihat sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya di Kaltara untuk tata kelola pemerintahannya, dan memperkuat wilayah terdepan, khususnya perbatasan. TIK dan smart city harus sesuai dengan visi dan misi serta rencana strategis (renstra) yang dimiliki oleh pemerintah, sehingga dampaknya benar-benar dirasakan oleh masyarakat,” jelas Irianto.
Selain itu, Gubernur mengajak agar masyarakat untuk terus berpikir besar dengan menyusun gagasan itu dalam konsep tertulis. Misalnya studi kelayakan pembangunan kota baru mandiri. Hal itu diawali dengan membangun pusat pemerintahan. Meski memiliki keterbatasan pada soal anggaran, hal itu tidak akan menjadi hambatan dalam melaksanakannya. “Harus bisa, kita harus memiliki ikhtiar yang kuat dan sempurna. Karena mimpi besar untuk membangun kota baru tersebut memilki efek jangka panjang untuk masyarakat Kaltara,” ungkapnya. (hms_kaltara)