Pin It

DENPASAR – Suasana Rapat Koordinasi Hasil Tindak Lanjut Evaluasi Pelayanan Publik yang digelar di Badung Bali, pekan lalu, sedikit berbeda. Ada sosok yang menjadi pusat perhatian hadirin, yakni Wakil Walikota Palu Sigit Purnomo Said.

Mendengar nama aslinya, mungkin banyak yang belum familiar. Tapi begitu disebutkan nama panggungnya di dunia hiburan, yakni Pasha Ungu, hampir seluruh masyarakat Indonesia sudah sangat akrab. Pasha hadir karena daerah yang dipimpinnya adalah salah satu dari 57 kabupaten/kota yang ditunjuk Kementerian PANRB sebagai role model pelayanan publik. “Ini pertama kali saya hadir di acara seperti ini. Kebetulan pak Walikota sedang ada acara yang tidak bisa ditinggalkan,” ujar Pasha, kepada menpan.go.id.

Tak urung, sekitar 400 undangan yang memadati Aula Kantor Bupati Badung itu, rupanya penasaran ingin mendengar  Pasha bernyanyi. Mereka ramai-ramai mendaulat sang wakil walikota  untuk tampil di panggung. 

Pasha pun tak bisa menolak untuk memuaskan rasa penasaran para peserta, yang juga terdiri dari koleganya, sejumlah Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota.  Pasha menyanyikan salah satu hits Ungu  Demi Waktu, dan Pergi Untuk Kembali yang dipopulerkan Minggus Tahitoe.  

Pasha tidak sendirian menyanyikan seluruh lagu.  Dia juga sempat berduet bersama Deputi Pelayanan Publik Kementerian PANRB Mirawati Sudjono, yang dikenal sebagai pengagum warna ungu, sehingga membuat para peserta semakin terhibur.

Kehadiran Pasha yang kini mengemban amanah sebagai Wakil Walikota Palu, tentu bukan untuk menyanyi. Tetapi dia bertanggungjawab untuk membangun pelayanan publik di Ibukota Sulawesi Tengah itu.

Pasha mengaku bahwa acara seperti ini  merupakan agenda yang baru kali pertama dihadiri. Tetapi Sang Wakil Walikota ini sangat mengapresiasi kegiatan rakor tindak lanjut hasil evaluasi publik. Menurutnya, dengan cara ini setiap daerah bisa saling berbagi pengetahuan dan inovasi untuk melayani masyarakat dengan lebih baik.

“Saya tadi ngobrol-ngobrol dengan bupati dan walikota lain, kita saling belajar bagaimana mencoba membangun pelayanan publik di daerah masing-masing menjadi lebih baik,” ujarnya kepada crew menpan.go.id, di sela-sela makan siang.

Menurutnya masih banyak penyelenggaraan pelayanan publik yang harus terus diperbaiki. Dia mencontohkan, dalam pengurusan kartu tanda penduduk (KTP), tidak perlu berbelit-belit dan lama. “Mengurus KTP harusnya hanya hitungan jam atau menit saja, tidak perlu berhari-hari,” paparnya.

Di Kota Palu, katanya, menurut survei, tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik mencapai 82 persen. Di era kepemimpinannya, Pasha ingin kepuasan pelayanan publik terus meningkat.

Namun prasyarat membangun pelayanan publik yang baik, adalah perbaiki mental birokrasi sendiri. “Presiden Jokowi sudah mencanangkan program revolusi mental. Nah ini harus dimulai juga dari birokrat. Kalau semua paham, saya rasa tidak sulit membuat pelayanan publik yang baik,” pungkasnya. (vd/HUMAS MENPANRB)