JAKARTA – Penyakit gangguan jiwa dan tuberkulosis paru kerap dipandang enteng oleh masyarakat karena ditangani saat penderita memasuki fase kritis. Inovasi Sigesite PIS-PK (Sistem Informasi Geografis Intervensi Terintegrasi Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga) dari Kabupaten Belitung Timur membuat pelayanan kesehatan, khususnya penanganan penyakit gangguan jiwa dan tuberkulosis paru, semakin proaktif dan dekat dengan masyarakat.
Sebelumnya, keterbatasan akses transportasi umum dan perekonomian keluarga menjadi kendala bagi penderita untuk berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah. Selain itu, penderita gangguan jiwa jarang berobat kecuali jika sudah timbul gejala yang merugikan. “Keluarga hanya akan ke puskesmas jika penderita gangguan jiwa sudah melakukan tindakan-tindakan yang reaktif serta membuat ancaman pada lingkungan sekitar mereka,” jelas Wakil Bupati Belitung Timur Burhanudin dalam wawancara dengan Tim Humas Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) beberapa waktu lalu.
Kader kesehatan berperan dalam memonitor pengobatan penderita tuberkulosis paru dan penderita gangguan jiwa melalui kegiatan kunjungan rumah sasaran PIS-PK. Keterlibatan kader yang sebagian merupakan kepala dusun sekaligus anggota masyarakat semakin memudahkan proses edukasi dan motivasi bagi sasaran agar peduli terhadap kesehatan.
Kader tersebut melaporkan kegiatannya dengan memanfaatkan media aplikasi simpan lokasi pada smartphone berbasis Android saat kegiatan kunjungan. Lokasi yang terhimpun menghasilkan data pemetaan sasaran secara geografis. Catatan kegiatan kader pada aplikasi simpan lokasi dikirim melalui grup WhatsApp yang beranggotakan Tim Sigesite PIS-PK, kader, dan lintas sektor terkait.
“Intinya, kader yang menggunakan aplikasi ini sudah melakukan pendekatan dan pendeteksian dini terhadap kondisi-kondisi pasien di wilayah yang telah mereka petakan,” terang Burhanudin.
Kini layanan antar jemput Sigesite PIS-PK menggunakan ambulans yang difasilitasi oleh desa membuat pelayanan semakin cepat tanggap. Sigesite PIS-PK juga memberikan layanan rujukan kesehatan jiwa, pemantauan pengobatan sasaran gangguan jiwa dan tuberkulosis paru secara rutin sesuai standar, serta meningkatkan capaian Standar Pelayanan Minimal Kesehatan Program Kesehatan Jiwa dan Program Tuberkulosis Paru.
Unit Pelayanan Terpadu Puskesmas Mengkubang menyelenggarakan kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), salah satunya Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) sejak tahun 2017. Sigesite PIS-PK yang hadir sejak tahun 2019 merupakan pengembangan dari PIS-PK yang terintegrasi dengan Program Kesehatan Jiwa dan Program Tuberkulosis Paru.
Burhanudin menjelaskan, pihaknya akan memperluas jangkauan serta meningkatkan kualitas teknologi penunjang inovasi ini. “Kedepan, ini tidak akan berfokus ke satu puskesmas saja tapi ke seluruh puskesmas di wilayah kita untuk penanganan kasus yang sama. Kita juga memperbaiki sistem informasi dan komunikasi yang ada di daerah kita,” pungkasnya. (clr/HUMAS MENPANRB)