Tangkapan layar Presentasi dan Wawancara pada Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2023 hari ke-12, Jumat (14/07).
JAKARTA – Presentasi dan Wawancara pada Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2023 memasuki hari ke-12. Ada dua inovasi yang berasal dari Pulau Sulawesi dan enam inovasi dari Pulau Kalimantan yang unjuk gigi di hadapan Tim Panel Independen secara virtual.
Bupati Banggai Laut Sofyan Kaepa tampil pertama dengan inovasi Dukcapil Menyapa. Terobosan yang diinisiasi oleh Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banggai Laut ini merupakan layanan online menggunakan WhatsApp berbasis Google Forms untuk memungkinkan akses jarak jauh pengajuan dokumen Kependudukan. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan akses yang lebih baik ke layanan publik bagi orang yang tinggal di pulau-pulau terpencil dan kelompok rentan seperti anak-anak, orang tua, dan orang dengan kecacatan.
“Inovasi ini bertujuan untuk menyatukan pulau-pulau. Kalau ini dilakukan maka masyarakat yang membutuhkan untuk kepemilikan dokumen kependudukan InsyaAllah bisa tercapai,” ujarnya dalam Presentasi dan Wawancara Hari ke-12 secara virtual, Jumat (14/07). Selanjutnya, pemaparan dari Pemerintah Kab. Gorontalo yang dijelaskan oleh Bupati GorontaloNelson Pomalingo dengan inovasi Sistem Informasi Pelayanan Terintegrasi Identitas Masyarakat atau Si Prima. Inovasi yang dikembangkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Gorontalo ini merupakan integrasi dari beberapa inovasi Pelayanan Publik di bidang admninistrasi kependudukan secara terpadu untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan mencapai target cakupan kepemilikan dokumen adminduk secara nasional.
Adapun inovasi pelayanan publik yang diintegrasikan dalam Si Prima adalah Layanan Identitas Online (LINE); Layanan Identitas Datang Antar (LIDA); Adminduk Dari Desa (ADD); Semua Anak Sekolah Punya KIA (SASKIA); serta Layanan Identitas Offline (LIOFF).
Disampaikan, sebelum inovasi ini dilakukan penduduk harus datang ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di kabupaten untuk dapat membuat dokumen kependudukannya. Selain tempat yang jauh, antrian juga, dan waktu penyelesaiannya yang lama sehingga penduduk harus bolak-balik ke Dinas untuk mengurus dokumen adminduk. Setelah diterapkannya inovasi ini, penduduk tidak perlu datang ke dinas karena pelayanan langsung dari desa/kelurahan sehingga warga tidak perlu keluar biaya untuk transportasi.
Beralih ke Bumi Borneo, Wali Kota Tarakan Khairul melanjutkan presentasi dan wawancara ketiga dengan inovasi Si Dokter Serasi. Si Dokter Serasi atau Sistem Informasi Dokter Sekali Entry Resume Akan Terisi adalah inovasi Rumah Sakit Umum Kota Tarakan (RSUKT) melalui transformasi digital layanan medik. Sistem ini lahir dari masalah yang dihadapi staf medis dan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) yang disebabkan oleh dokumen resume masih dikelola secara manual.
Dikatakan, aplikasi Si Dokter Serasi menjadi ruang komunikasi staf medis dalam pengisian asuhan medis. Asuhan medis tercatat secara detail dan terintegrasi dengan resume medis digital yang diterima oleh pasien dan dapat diakses melalui perangkat komputer atau tablet. Sebelum inovasi ini diterapkan, resume medis yang harus dikerjakan bersamaan dapat menimbulkan kesalahan dan ketidaktepatan ringkasan gambaran pasien berakibat pada masalah administrasi klaim kepada BPJS kesehatan mengalami penundaan.
Namun, setelah diimplementasikan, pengisian asuhan medis yang lengkap dan dilakukan tepat waktu membuat pengajuan klaim pembiayaan bisa diajukan lebih cepat. “Setelah inovasi ini diimplementasikan, meskipun pasiennya meningkat tetapi data pengajuan klaim berkurang,” ungkapnya.
Presentasi dan Wawancara dilanjutkan dengan penjelasan inovasi PIONIRS - Pelayanan Online Dari Rumah Sendiri dari Pemerintah Kota Pontianak, yang dibawakan oleh Sekretaris Daerah Kota Pontianak Mulyadi. Disampaika, lahirnya terobosan ini dilatarbelakangi oleh dampak dari pandemic Covid-19 yang mengharuskan masyarakat untuk tetap di rumah.
Untuk itu Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Pontianak menyusun inovasi agar masyarakat dapat melakukan permohonan dokumen dimanapun, tanpa terkendala oleh jarak, waktu dan tidak perlu datang langsung ke kantor Disdukcapil. PIONIRS dimulai dengan 14 jenis pelayanan, dan terus berkembang hingga Maret 2023 berjumlah 26 layanan.
Sejak PIONIRS diimplementasikan, pelayanan di Disdukcapil dari offline menjadi full online 24 jam sehari 7 hari seminggu dengan lebih lengkap dan mudah. Masyarakat yang sibuk, berdomisili di luar kota, dan tidak paham dengan dokumen kependudukan, dapat memanfaatkan PIONIRS dari rumah atau instansi mitra pelayanan.
Sesi pertama presentasi dan wawancara KIPP hari ke-12 ditutup oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sambas Sunaryo dengan inovasi INSANAK atau Internet Pedesaan Akomodatif. Inovasi INSANAK (Internet Pedesaan Akomodatif) lahir karena Desa Sejiram sebagian wilayahnya masih terkendala akan Internet (blankspot) dan belum memiliki Pendapatan Asli Desa (PADes).
Dikatakan, hal ini disebabkan oleh tidak dijangkaunya Provider Swasta dan Nasional, sehingga masyarakat, sekolah dan Pemerintahan Desa Sejiram kesulitan dalam mengakses internet. Melalui INSANAK permasalahan kendala akses internet dan belum adanya PADes dapat terselesaikan.
Setelah inovasi ini dimplementasikan, sebanyak 134 Desa di Kabupaten Sambas sudah dapat mengakses jaringan INSANAK BUM Desa Maju Bersama Sejiram Kecamatan Tebas. Dampak positif lainnya yaitu meningkatnya pendapatan Asli Desa (PADes) Desa Sejiram Kecamatan Tebas setiap tahunnya, yang diberikan dari bagi hasil BUM Desa, yakni Rp. 40.158.875 (2021), dan Rp. 45.100.000 (2022).
Tiga inovasi berikutnya datang dari Pemerintah Kabupaten Balangan, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Pertama, Bupati Balangan Abdul Hadi menjelaskan inovasi PuLPenDaCil (Perluasan Layanan Pendidikan di Daerah Terpencil). Perluasan layanan pendidikan bagi pemerataan pendidikan yang dilaksanakan secara adil, memadai, cukup dan bermutu kepada semua warga tanpa terkecuali menjadi latabelakang lahirnya terobosan ini.
Dikatakan, banyak kendala yang dihadapi masyarakat untuk bersekolah karena akses belajar ke sekolah terdekat. Seperti jalanan yang hanya dapat dilalui dengan jalan setapak naik turun gunung, licin dan berlumpur dengan waktu yang lama, dan sisi kiri dan kanan jalan sebagian besar jurang dan hutan lebat, serta akses komunikasi yang tidak tersedia dan sumberdaya orang tua dan masyarakat yang masih kurang mampu menyekolahkan anak-anaknya ke tempat lain.
Sebagai upaya mengatasi kendala-kendala tersebut dan untuk mempercepat pemerataan pendidikan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan telah membuat Program PuLPenDaCil. Banyak manfaat yang diperoleh dari inovasi ini seperti masyarakat dapat memperoleh akses layanan pendidikan yang lebih mudah, terjangkau dan bermutu; semakin terbukanya kesempatan bagi semua masyarakat (siswa) untuk mengembangkan potensi, minat, bakat dan kemampuan; dan lain-lain.
“Nilai tambah yang dilaksanakan dalam program ini adalah mendekatkan layanan pemerintah daerah di bidang pendidikan kepada masyarakat, kemudian memaksimalkan cakupan sasaran layanan pendidikan, dan menstimulasi masyarakat untuk aktif mengakses layanan pendidikan, serta multifungsi insfrastruktur pendidikan pada sektor yang lain misalnya di bidang kesehatan dan kependudukan,” tuturnya.
Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah melanjutkan presentasi dan wawancara sesi kedua ini, dengan inovasi Kawasan Masyarakat Pertanian Unggulan Rakyat Sejahtera Mandiri Pangan (KAMPUNG RAJA MAPAN). Terobosan ini berupaya untuk meningkatkan pendapatan para petani dimana pertanian holikultura dilakukan secara modern dan dengan perencanaan yang baik.
Seperti penggunaan alat pertanian (tractor) untuk pengolahan lahan dan drone untuk penyemprotan serta mengatur masa tanam agar panen dapat diatur, dimana penanaman dibagi menjadi tiga masa. Hal ini berakibat pada panen yang dapat dilakukan sepanjang waktu, karena tanaman yang habis masa panennya digantikan oleh tanaman yang sudah masuk masa panen dan tanaman yang selesai masa panen digantikan dengan tanaman yang baru.
Selain itu juga berdampak pada panen yang tidak melimpah dan membanjiri pasaran sehingga harga komoditas akan stabil dan menguntungkan petani. Pengaturan waktu panen yang diatur di waktu-waktu dimana harga komoditas sedang tinggi juga berdampak pada pendapatan petani yang meningkat. Disampaikan, inovasi ini juga sudah direplikasi dengan pembentukan Kluster Jamrut dan Kluster Tani Al-Arsyadi.
Terakhir, Sekretaris Daerah Hulu Sungai Selatan Muhammad Noor menutup sesi kedua sekaligus presentasi dan wawancara di hari ke-12 ini, dengan inovasi TELAH BERKEMAS (Tetap Lestari Harus Berdayakan Masyarakat). Untuk diketahui, TELAH BERKEMAS merupakan inovasi dari kempok khusus.
Pada 2017 inovasi ini Bernama Telat Berkemas (Tetap Lestari Berdayakan Masyarakat) dan mulai di 2020 inovasi ini dikembangkan dengan perluasan target Kawasan dan jejaring inovasi, dengan mengubah nama dengan konotasi yang lebih positif yaitu : TELAH BERKEMAS (Tetap Lestari Harus Berdayakan Kelompok Masyarakat). Gagasan pembaruan inovasi ini muncul karena masih adanya areal pengawasan potensi perikanan tangkap yang belum maksimal pengendalian sumberdaya perikanannya.
Disampaikan, sampai saat ini inovasi Telah Berkemas masih terus dilaksanakan dan dikembangkan dengan lebih berorientasi pada zero destructive fishing dan zero operational cost yakni meminimalisir penangkapan ikan yang merusak lingkungan dan meminimalisir biaya oprasional pengawasan Perikanan dengan optimalisasi pemberdayaan pokmaswas (kelompok masyarakat pengawas). (fik/HUMAS MENPANRB)