Sekretaris Kementerian PANRB Rini Widyantini saat membuka Seminar dan Sosialisasi Kesehatan secara daring, Selasa (21/11).
JAKARTA – Pegawai Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) diajak budayakan hidup sehat agar dapat terus memberikan performa terbaiknya. Beragam cara dilakukan oleh Kementerian PANRB untuk mendorong hidup sehat seperti mengadakan Pos Binaan Terpadu (POSBINDU) Penyakit Tidak Menular (PTM) hingga menggelar seminar dan sosialisasi kesehatan.
“Supaya pejabat dan pegawai yang merupakan ujung tombak penggerak reformasi birokrasi dapat terus memberikan performa maksimal itu harus sehat. Kuncinya sehat baik jasmani maupun mental. Saya berharap lewat seminar dan sosialisasi ini pegawai bisa memperoleh pengetahuan mengenai bahaya penyakit tidak menular yang harus diwaspadai,” ujar Sekretaris Kementerian PANRB Rini Widyantini saat membuka Seminar dan Sosialisasi Kesehatan secara daring, Selasa (21/11).
Seminar dan sosialisasi kesehatan kali ini fokus pada cara mengenali, mencegah, dan mengendalikan penyakit kencing manis dan stroke. Kegiatan ini menghadirkan narasumber Dosen FK Unsri yang juga Dokter Spesialis Penyakit Dalam Ratna Maila Dewi serta Dosen FK UI yang juga Dokter Spesialis Neurologi Rakhmad Hidayat.
Dokter Ratna Maila Dewi menjelaskan bahwa penyakit kencing manis atau Diabetes Melitus (DM) memiliki empat tipe. Pertama, DM yang disebabkan tidak adanya produksi insulin sama sekali. Kedua adalah DM yang disebabkan tidak cukup dan tidak efektifnya kerja insulin.
Tipe ketiga dan keempat adalah DM yang terjadi saat kehamilan atau yang dikenal dengan DM Gestasional serta DM tipe lain yang disebabkan pemakian obat dan sebagainya. Pada kesempatan itu, Dokter Ratna Maila Dewi juga menyoroti faktor risiko prediabetes yang dapat dimodifikasi maupun yang tidak dapat dimodifikasi.
“Faktor prediabetes yang tidak dapat dimodifikasi adalah riwayat keluarga, usia, dan diabetes gestasional. Mereka yang memiliki background seperti ini harus betul-betul menjaga diri dengan pola hidup yang baik agar tidak terkena DM,” ungkapnya.
Disisi lain, ada faktor lain yang bisa dikendalikan seperti obesitas, aktifitas jasmani, serta nutrisi. Menurut Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya ini faktor prediabetes yang dapat dimodifikasi ini dapat dikendalikan dengan memperhatikan asupan makanan, aktifitas fisik seperti olah raga, serta menjaga berat badan tubuh ideal.
Pada kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Neurologi Rakhmad Hidayat menjabarkan penatalaksanaan dan pencegahan stroke. Dijelaskan, stroke merupakan kumpulan gejala gangguan saraf otak, tulang belakang, atau mata yang muncul mendadak akibat sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak.
Rakhmad merinci beberapa faktor risiko yang bisa memicu serangan stroke. Faktor tersebut yaitu tekanan darah tinggi, nutrisi yang tidak sehat, obesitas, diabetes, merokok, kolesterol tinggi, konsumsi alkohol, serta kurang aktivitas fisik.
“Bagaimana untuk mencegah stroke? Eliminasi faktor risikonya misalnya dengan berhenti merokok, makan makanan sehat, dibarengi juga dengan melakukan aktivitas fisik dan sosial,” tutur Dosen FK UI itu.
Kegiatan seminar dan sosialisasi kesehatan di lingkungan Kementerian PANRB dilakukan secara rutin dan mengangkat berbagai tema. Pada awal November juga telah digelar kegiatan serupa yang fokus pada kesehatan mental dan jasmani. (rum/HUMAS MENPANRB)