Suasana seleksi tahap akhir pencarian calon pegawai teladan Kementerian PANRB hari ke-2 di Jakarta, Kamis (03/08).
JAKARTA – Penyelenggaraan seleksi calon pegawai teladan di lingkungan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) masih belangsung. Di hari kedua seleksi tahapan akhir ini, terdapat 17 peserta yang melakukan presentasi dan wawancara di hadapan Tim Penilai. Diharapkan, bagi peserta yang terpilih dapat membawa perubahan yang lebih berdampak bagi organisasi serta menjadi role model bagi pegawai lainnya di Kementerian PANRB.
“Tentu pegawai teladan ini, kita harapkan bisa menjadi agen perubahan bagi kemajuan organisasi. Kemudian, juga bisa menularkan ilmu dan pengalamannya bagi pegawai lain untuk terus bekerja lebih baik, dan menjadi spirit untuk terus berkarya di Kementerian PANRB,” ujar Staf Ahli Bidang Budaya Kerja Kementerian PANRB Abdul Hakim saat diwawancarai usai Seleksi Tahap Akhir Calon Pegawai Teladan Kementerian PANRB Hari Ke-2 di Jakarta, Kamis (03/08).
Menurutnya, sejak diselenggarakan tahapan akhir dalam seleksi calon pegawai teladan ini, para peserta menunjukkan antusias yang tinggi sebagai bentuk komitmen dedikasi mereka terhadap kemajuan Kementerian PANRB. “Saya kira event kegiatan seleksi pegawai teladan ini dimaksudkan untuk menjaring pegawai-pegawai yang berprestasi, berkinerja, loyal, dan berorientasi pelayanan-pelayanan di Kementerian PANRB,” ungkapnya.
Disampaikan juga, melalui presentasi dan wawancara ini Tim Penilai bisa menggali lebih dalam inovasi-inovasi yang sebelumnya tidak diketahui. Menurutnya, inovasi yang telah dilakukan tersebut perlu dieskalasikan dan menjadi lebih terstruktur, tersistem sehingga bisa membawa kemajuan bagi kinerja Kementerian PANRB.
Lebih lanjut disampaikan, bagi pegawai teladan yang nantinya terpilih juga diminta agar terus menjaga kinerjanya. Untuk menjadi teladan bagi pegawai lain di lingkungan Kementerian PANRB tentunya banyak hal yang harus dinilai.
Sebagai informasi, para kandidiat juga telah melalui beberapa tahapan. Pertama, seleksi dari unit kerja dimana mereka ditempatkan. Setiap unit kerja diminta untuk menyampaikan nama kandidat sebagai calon Pegawai Teladan. Kemudian, dilakukan verifikasi dari tim penilai dan penjaringan masukan dari seluruh pegawai yang dilakukan melalui aplikasi SMART.
“Kemudian yang kedua kita juga melakukan survei kepada seluruh pegawai Kementerian PANRB, tentu ini menjadi masukan terkait dengan aspek perilaku kerja, aspek tentang kinerjanya, dan juga ada beberpa hal masukan-masukan dalam membangun semangat untuk terus berkinerja lebih baik,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut salah satu peserta seleksi calon pegawai teladan, Analis Kebijakan Pertama Kementerian PANRB Abi Sarwanto menjelaskan bahwa untuk sampai ke tahap terakhir seleksi ini, ia sudah melakukan inovasi di unit kerjanya yakni Jadwal Penugasan Penyiapan Bahan Materi Pimpinan (JAGA PIMPINAN). Inovasi tersebut menjadi salah satu jawaban dari kebutuhan data dan materi terkait program kerja, dan kebutuhan bahan materi lain seperti saat ada kebutuhan data secara periodik.
“Waktu itu saya coba usulkan dibuatkan penjadwalan dan penugasan, jadi setiap minggu ada dua orang yang bertugas untuk membuat bahan dan nanti dikumpulkan di cloud storage,” ujarnya.
Melalui inovasi tersebut distribusi pekerjaan dan pemahaman substansi kegiatan strategis di unit kerja Asisten Deputi Koordinasi dan Fasilitasi Strategi Pengembangan Praktik Terbaik Pelayanan Publik bisa dipahami oleh seluruh anggota tim, dan inovasi JAGA PIMPINAN berpotensi untuk direplikasi. Selain melakukan terobosan di unit kerjanya, Abi juga bekerja dengan memegang teguh prinsip nilai core values ASN yaitu BerAKHLAK.
Disampaikan, seleksi calon pegawai teladan ini bisa menjaring individu yang menonjol di unit kerja masing-masing. Namun, menurutnya setiap pegawai di Kementerian PANRB sangat berkompeten di bidangnya, sehingga seleksi ini adalah salah satu cara menjaring yang terbaik dari yang terbaik.
“Harapannya seleksi ini bisa memberikan motivasi lebih bagi seluruh pegawai agar semakin berkinerja dan berdampak bagi lingkungan kerja maupun masyarakat, karena berdampak itu tidak harus dimaknai secara luas dan besar tapi bisa dilakukan secara sederhana,”pungkasnya. (fik/HUMAS MENPANRB)