Suasana diskusi bersama sejumlah pakar terkait transformasi digital dan keterpaduan layanan digital nasional di Jakarta, Senin (06/11).
JAKARTA – Upaya pemerintah untuk mewujudkan e-Government secara terpadu lewat Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) terus dipercepat dan dimatangkan. Sejumlah pakar dan ahli teknologi alias 'tech geek' telah diundang secara bertahap untuk memberi masukan terkait SPBE.
“Kami terus melakukan langkah paralel. Mulai dari penyiapan govtech, regulasinya, dan sejumlah quick wins yang sudah tampak hasilnya seperti integrasi izin keramaian penyelenggaraan event oleh Kementerian Parekraf, Polri, dan sebagainya; hingga paralel kita juga terus meminta masukan para expert. Seperti kemarin kita hadirkan sejumlah expert untuk memberi masukan,” ujar Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas, Selasa (07/11).
Pertemuan dengan para 'tech geek' di kantor Kementerian PANRB berlangsung lebih dari dua jam pada Senin (06/11). Kementerian PANRB adalah salah satu koordinator SPBE nasional.
CEO Sevenpreneur Raymond Chin yang hadir dalam pertemuan itu menyebut digitalisasi pemerintahan adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa ditawar. Digitalisasi yang terjadi di sektor swasta harus dapat dilakukan di sektor pemerintahan.
“Segala jenis effort digitalisasi, mau itu di private atau public sector, semua harus dilakukan. Kita harus ride the wave teknologi itu. Pilihannya, kita mengejar atau kita ditinggalkan teknologi. Jadi walaupun inovasi sudah terjadi di sektor swasta, government pas ngelakuin ini adalah hal yang bagus,” kata Raymond.
President Director Elitery, Kresna Adiprawira, mengatakan, perkembangan SPBE saat ini sudah sangat pesat. “Saya sangat excited banget melihat progresnya, apa yang disiapkan dengan GovTech ini saya rasa akan sangat mengakselerasi rencana yang sudah dibuat dengan baik. Jadi SPBE itu strategis, dengan GovTech bisa mempercepat apa yang direncanakan,” ujar Kresna.
Partner Antler Indonesia, Agung Bezharie menyebut bahwa transformasi digital yang dilakukan lewat SPBE sebagai sesuatu yang visioner untuk menyambut Indonesia Emas tahun 2045.
“Pemikiran strategisnya sangat visioner, banyak hal yang bisa dilakukan (dengan SPBE). Ini salah satu waktu timeline di Indonesia yang sangat investable. Jadi kalau secara digital kita cepat, menurut saya investability akan meningkat sangat pesat,” kata Agung.
Dalam diskusi yang dipimpin langsung oleh Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas, para ahli teknologi yang hadir antara lain praktisi digital dan aktivis “Tech for Good” Ainun Najib; CEO Sevenpreneu Raymond Chin; COO Hukumonline Jan Ramos Pandia; President Director Elitery Kresna Adiprawira; Partner Antler Indonesia Agung Bezharie; CEO Feedloop Ahmad Rizqi Mediarso; Manajer Tony Blair Institute Pandu Kartika Putra; Staf Ahli Menteri Kesehatan RI Bidang Teknologi Kesehatan Setiaji; Tenaga Ahli Menteri Kesehatan Izak Jenie; Project Director - Digital Transformation of Government Procurement Telkom Rahmat Danu Andika; Direktur Utama Peruri Dwina Septiani Wijaya; serta Direktur Operasi dan Teknologi, PMO Prakerja Hengki Sihombing. Mereka memberi masukan terkait transformasi digital pemerintahan yang sedang dijalankan pemerintah. (and/HUMAS MENPANRB)