Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas beserta rombongan saat mengunjungi Asan Xidmat, di Azerbaijan, Selasa (10/10).
BAKU - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas mengunjungi Asan Xidmat, pusat pelayanan publik di Azerbaijan yang disebut sebagai salah satu yang terbaik di dunia menurut PBB, Selasa (10/10). Kegiatan tersebut dilakukan sebelum Anas bertemu Perdana Menteri Azerbaijan Ali Asadov. Kehadiran Anas disambut Kepala Badan Pelayanan Publik dan Inovasi Sosial Azerbaijan, Ulvi Mehdiyev.
“Asan Xidmat adalah salah satu prototipe pelayanan publik terbaik dunia. Di Indonesia kita mengenalnya sebagai mal pelayanan publik atau MPP. Di sini kita diskusi progres Asan Xidmat dan sejauh mana nanti bisa diimprovisasi di Indonesia,” ujar Anas.
Asan Xidmat adalah semacam mal pelayanan publik. Di Azerbaijan, terdapat lebih dari 25 Asan Xidmat di seluruh negeri. Terdapat hampir 400 dokumen dan perizinan dilayani terintegrasi secara cepat di satu tempat. Asan Xidmat juga dilengkapi layanan digital dan jemput bola menggunakan bus, sehingga tercipta ekosistem pelayanan publik yang terintegrasi.
“Saya pernah ke Asan Xidmat tahun 2017. Dulu di Indonesia belum ada mal pelayanan publik. Saya diajak Menteri PANRB saat itu, Pak Asman Abnur. Lalu muncullah MPP Banyuwangi sebagai MPP kabupaten pertama di Indonesia saat itu. Sekarang, Asan Xidmat melakukan sejumlah inovasi, termasuk mengintegrasikannya dengan semacam science center, juga dengan pusat inovasi sosial,” cerita Anas yang merupakan mantan bupati Banyuwangi.
Anas mengatakan, kualitas pelayanan publik di Tanah Air kini juga semakin baik dari tahun ke tahun. Jumlah MPP di Indonesia sendiri kini telah mencapai 152 MPP di berbagai daerah di Tanah Air. Telah jutaan masyarakat terlayani.
“Bahkan telah banyak inovasi integrasi pelayanan di berbagai kabupaten/kota. Pemerintah Indonesia semakin optimistis ke depan kualitas public services kita semakin baik, terutama dengan didorong digitalisasi melalui Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) sesuai arahan Presiden Jokowi,” ujar Anas.
Global Innovation Index (GII) Indonesia, lanjut Anas, juga melonjak tajam sebanyak 12 peringkat dari urutan ke-87 menjadi urutan ke-75 dari 132 negara pada 2022. Inovasi kebijakan pemerintah menjadi salah satu kontributor dalam peningkatan peringkat Indonesia pada Indeks Inovasi Global tersebut.
Meski demikian, Anas mengatakan, tetap perlu ada akselerasi kualitas pelayanan publik. Kuncinya ada pada digitalisasi. “Semua instansi pemerintah, kementerian/lembaga (K/L), dan pemda harus terus berinovasi. Digitalisasi jadi kunci. Tapi jangan lupakan layanan jemput bola seperti dengan kendaraan ke desa-desa, atau ke pasar-pasar rakyat, karena memang ada sebagian masyarakat yang perlu ditingkatkan literasi digitalnya,” ujarnya.
Dengan ekosistem terintegrasi, mulai layanan digital, tatap muka, hingga jemput bola, Anas berharap ekosistem pelayanan publik dijalankan secara terintegrasi. “Model pelayanan publik harus terpadu. Makanya sekarang ada MPP tatap muka, ada MPP Digital,” ujarnya.
Indonesia, lanjut Anas, juga bersepakat dengan pemerintah Azerbaijan untuk memperkuat kolaborasi bidang pelayanan publik. “Delegasi Pemerintah Azerbaijan akan berkunjung ke Indonesia beberapa bulan ke depan. Kita terus saling berbagi pengalaman untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik pada masing-masing negara,” jelas Anas yang juga mantan kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). (HUMAS MENPANRB)